Jakarta | lampumerah.id – Staf khusus Kementerian Investasi dan Hilirisasi/ BKPM, Ir. H. Didi Apriadi M.Ak., M.H. menyatakan Indonesia semakin menunjukkan daya tarik investasi kuat di tengah ketidakpastian global. Pemerintah optimis dengan kerja keras dan inovasi, pertumbuhan ekonomi 8% sangat mungkin terealisasi di tahun mendatang.
Indikasinya bisa dilihat dari realisasi investasi hingga September 2025 yang dilaporkan Pak Menko Erlangga Hartato di awal pembukaan, telah mencapai Rp 1.434,3 triliun (USD 85 miliar).
“Artinya meningkat hampir 13 persen (year on year) dan menciptakan 1,95 juta lapangan kerja tambahan. Dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah menyumbang investasi kumulatif Rp 294,4 triliun,’’ ujar Didi disela acara Business Forum bertema “Indonesia Economic Outlook 2026 yang diselenggarakan Krista Exhibisions di Balroom Grand Hyatt Hotel Jakarta, Selasa (2/12).
Didi mengatakan, sejalan dengan optimisme pertumbuhan, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani telah menetapkan target lonjakan investasi yang signifikan. Pada 2026, investasi diproyeksikan menyentuh angka Rp 2.175,26 triliun, naik 14,2 persen dari target 2025.
Pemerintah juga akan tetap melanjutkan fokus utama pada hilirisasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Target ini didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,33 persen pada 2026 oleh Bank Indonesia (BI).
Dari sisi anggaran pendapatan dan belanja negara, pemerintah juga mengalokasikan APBN 2026 sebesar Rp 3.250 triliun, yang mana Rp 450 triliun didedikasikan untuk sektor inti, seperti ketahanan pangan, energi, gizi, pendidikan.
“Ditambah dengan distribusi Rp. 200 triiun oleh Pak Menkeu Purbaya kepada Bank Himbara, bulan oktober kemarin. Dibukanya kran jalur magang dengan gaji UMR bagi lulusan sarjana bulan ini, dan mulai bergeraknya koperasi merah putih. Semua Kebijakan strategis ini diperkirakan menciptakan efek pengganda (multiplier effect) yang besar bagi perekonomian,” tegas Didi.



