Jakarta|lampumerah.id
Gus Syaifuddin adalah sosok ketua PCNU yang menggeluti bidang usaha , saat di temui di kantor PCNU Jakarta Pusat , di jl Kramat Lontar, Senen Jakarta Pusat, ketua PCNU yang di sapa Gus ini membeberkan cerita nya sebelum menjadi ketua PCNU Jakarta Pusat.(2/4).
Alhamdulillah Saya lahir dari keluarga pesantren,kecil dan besar di lingkungan pondok pesantren , tapi pada tahun 1991 menginjak kaki di Jakarta dengan tekad ingin membedah tantangan baru di dunia yang luas , setelah setahun di Jakarta ada kesempatan berkuliah di universitas Indonesia ambil jurusan ekonomi , walaupun ambil jurusan ekonomi tapi tidak meninggalkan kesantrian sesuai amanah orang tua sewaktu ingin hijrah ke Jakarta.”bebernya .
Gus pun menceritakan bagaimana ia memulai intens dan aktif di dunia Nahdhatul Ulama yang saat ini di amanah kan nya menjadi ketua PCNU Jakarta Pusat .
” Ya banyak memang yang bertanya mengapa saya tidak menjadi seorang ustadz atau ulama tapi malah memilih melanjutkan pendidikan di jurusan ekonomi atau umum , saya punya cita-cita menjadi seorang pengusaha, dan mulai menggeluti bidang usaha setelah lulus kuliah , walaupun jatuh bangun tapi dengan niat dan tekad yang baik saya terus menekuni dunia usaha ini , Alhamdulillah akhirnya saya punya usaha sendiri sekarang , kemudian pada tahun 2024 mulai intens di Nahdhatul ulama , dan dapat jodoh dengan salah satu cucu pendiri Nahdlatul Ulama , dari sini lah mulai lebih intens lagi pada dunia keumatan .
” Selanjutnya dengan hasil pemilihan ketua PCNU dari 8 suara kala itu , 7 suara saya raih , Alhamdulillah amanah yang telah di berikan kepada saya selaku ketua PCNU Jakarta Pusat adalah amanah yang telah di berikan kepada ketua-ketua PC dimana tantangan nya sangat jauh dengan daerah , Jakarta sebagai kota metropolitan dimana kehidupan disini masyarakatnya hidrogen , individualistik dan kerap sekali dengan banyak nya perbedaan beragama di sini lah peran NU untuk berada di tengah-tengah masyarakat.
Gus pun berpesan bahwa kehidupan kesantrian yang pernah ia lewati adalah bekal untuk memimpin Nahdhatul Ulama dan keumatan, menurut nya pesantren adalah wadah menimba ilmu yang tidak hanya menciptakan seorang ustadz atau tokoh agama .
” Menurut saya Pondok Pesantren adalah tempat menimba ilmu yang sangat kompleks di sana kita diajarkan hidup mandiri , bersosialisasi dengan teman dari daerah lain dan juga ke kompakan satu dengan yang lain , kehidupan ini lah bekal saya sehingga hari ini saya di amanah kan menjadi ketua PCNU Jakarta Pusat , seorang santri tidak harus melulu menjadi ustadz atau alim ulama tapi santri bisa berperan sesuai dengan fashion atau cita-cita yang ingin di raih , banyak kok cetakan santri atau anak pondok yang menjadi menteri, pengusaha hebat , polisi bahkan TNI , jadi jangan pernah menilai seorang yang menimba ilmu di pesantren tidak bisa menjadi seorang yang hebat .”tutupnya .