GRESIK | lampumerah id – Pilot project dekarbonisasi dengan teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU) Petrokimia Gresik bersama Kementerian Perindustrian membawa “angin segar” bagi industri berkelanjutan di Indonesia.

“Teknologi ini bukan hanya mendukung target NZE (Net Zero Emission), tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi,” ujar Sekjen Eko dalam forum Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Jakarta.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan pemerintah saat ini mempercepat target NZE 10 tahun lebih cepat dari komitmen nasional dimana sebelumnya ditargetkan NZE 2060 menjadi NZE 2050. Untuk mengejar target tersebut, pilot project CCU menjadi langkah strategis.

“Tapi tidak mudah, dari beberapa perusahaan yang kami dekati, ada yang mundur karena khawatir proyek ini gagal. Alhamdulillah Petrokimia Gresik bersedia menjadi lokasi pilot project tersebut,” ungkap Eko.

Menurutnya, pilot project CCU ini memiliki beberapa target, di antaranya menurunkan emisi karbon dari proses industri, menghasilkan produk samping bernilai ekonomis yang kini sudah berhasil dilakukan di Petrokimia Gresik, menguasai teknologi CCU, serta mendorong pengembangan mesin CCU di dalam negeri.

“Saat ini juga tengah dilakukan tahap penghitungan nilai ekonomis dari pengurangan karbon, sekaligus kajian pemanfaatan produk samping ini sebagai substitusi impor,” pungkasnya.

Sebagai informasi, project CCU ini merupakan kerja sama Petrokimia Gresik bersama Kemenperin dan Uwin Resource Regeneration Inc. (UWIN), perusahaan swasta manufaktur asal Taiwan yang memiliki teknologi penangkapan dan pemanfaatan karbon (Carbon Capture and Utilization).

Dalam kerja sama ini, UWIN menyediakan pilot project teknologi CCU, dan bertanggung jawab atas material yang digunakan atau dihasilkan dari teknologi tersebut. Petrokimia Gresik menyediakan lahan untuk pemasangan pilot project CCU. Selain itu juga melengkapi utilitas listrik, air bersih, dan sumber daya lainnya yang diperlukan selama proyek percontohan.