Lamer | Jakarta – Underpass Kemayoran banjir lagi, Sabtu 8/2/2020). Kali ini rekor. Lima meter.
Di instagram @tmcpoldametrojaya, kali ini banjir setinggi 5 meter sudah menggenangi underpass Kemayoran. Mentok atap. Kemudian terlewati. Benar-benar terkubur air.
Underpass Kemayoran ini terkenal juga dengan nama underpass Gandhi.
Memang, banjir di situ sempat dipompa petugas. Sampai akhirnya kering. Tapi, banjir lagi.
“Ngeringin 5 Hari, Diisi Sampai Full Cuma 3-5 Jam, ” ujar salah seorang warga.
“Mending gausa di sedot, tar juga kelelep lagi,” tambah netizen lain.
“Kyknya mending dijadikan danau aja deh. Uda dikeringin ujan banjir lg.”
Ini sudah ketiga kalinya undepass Gandhi terendam banjir tinggi.
Pertama, underpass Gandhi di Kemayoran, Jakarta Pusat, hingga Sabtu (25/1/2020) direndam banjir dengan ketinggian 4 meter.
Akses terowongan Gandhi yang terputus ini pun membuat beberapa petugas melakukan rekayasa pengalihan lalu lintas.
“Karena air sudah sampai langit-langit underpass.”
“Jadi sudah sejak kemarin tutup,” kata Togatorop, Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Perhubungan Kecamatan Kemayoran, Sabtu (25/1/2020)
Togatorop menuturkan, enam petugas dikerahkan untuk mengatur arus lalu lintas di jalan Underpass Gandhi School.
Kedua kalinya Sabtu (1/2/2020) Underpass Gandhi kembali terendam sejak pagi.
Tim Suku Dinas Penanggulangan, Kebakaran, dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat, selesai melakukan penyedotan terhadap air yang menggenangi Underpass Gandhi.
Genangan hampir empat meter membuat kawasan itu terputus.
Upaya pengeringan kemudian dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI Jakarta yang mengerahkan sebanyak 10 pompa mobile.
“Totalnya ada 10 pompa mobile. Dua milik PUPR di sisi atas. Kemudian dua di utara, dan sisanya enam di selatan,” kata Komandan Pleton Sektor Kemayoran Damkar Jakarta Pusat Mulandono, Minggu (2/2/2020).
Mulandono mengungkapkan underpass kemayoran sendiri baru terputus sekitar jam 9 pagi. Kala itu air masih sekitar 50 sentimeter.
Satu jam berselang, barulah air mulai merayap dari dua sisi terowongan sehingga menyebabkan underpass terendam hingga 4 meter.
“Kondisi underpass itu cekungan, jadi air datang dari dua sisi dan merendam bawahnya,” ungkapnya.
Sekalipun di kawasan itu terdapat tiga mesin pompa. Namun debit air yang cukup banyak, membuat air tak terkendali. Mesin pompa yang ada tak mampu mengendalikan banjir.
Hingga kini, petugas gabungan dari Kementrian PUPR, PPK Kemayoran, dan Sudin Damkar masih melakukan penyedotan terhadap genangan di underpass tersebut.
Rekor Banjir
Hampir 24 jam terowongan Gandhi Kemayoran, Jakarta Pusat tak kunjung surut setelah terendam banjir sejak Jumat kemarin.
Hingga saat ini proses penyedotan air pun terus dilakukan.
Rupanya, terowongan yang digunakan sebagai penghubung jalan warga ini, memang kerap kali tergenang ketika banjir.
Dan, terakhir kali pernah terjadi pada tahun 2017 lalu.
Hal itu diungkapkan Teddy (37), warga sekitar.
“Dulu juga pernah. Jadi enggak pertama kali.”
“Terakhir itu 2017 lalu, itu sampai 3 meter.”
“Tapi ini lebih parah, hampir nyampe atap kalau yang sekarang,” ungkap Teddy, Sabtu (25/1/2020). Kali ini rekor.
Menurut Teddy, sejak terowongan Gandhi tergenang, biasanya pada sore hari banyak pedagang yang berjualan di kawasan itu.
Terkadang terowongan itu digunakan sebagai tempat bermain anak.
“Ya kalau malam kan kadang ada pasar malam.”
“Semalam jadi sepi karena ini masih terendam, jadi kalu mau nyeberang harus muter dulu,” katanya.
Lempar-melempar
Juaini, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Jumat (24/01/2020) memastikan, terowongan Ghandi di Kemayoran yang terendam, bukanlah wewenang Pemprov DKI.
“Underpass Ghandi itu milik Pusat Pengelola Kawasan (PPK) Kemayoran.”
“Demikian juga dengan pompanya,” jelas Juaini kepada wartawan di Balai Kota.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menjelaskan, Underpass Kemayoran (UP Gandhi School) merupakan kewenangan PPK Kemayoran.
Kapasitas pompa yang dimiliki oleh UP tersebut (PPK Kemayoran) jauh dari cukup.
Menurut Hari, detail dari kapasitas pompa tersebut tidak diketahui secara pasti, karena tidak ada informasi secara detail.
“Dan dari hasil pengecekan kemarin dari 3 unit pompa yang ada yang berfungsi hanya 2 unit,” jelas Hari.
Untuk penanganannya, pihak Bina Marga sedang berkoordinasi dengan camat, lurah, juga wali kota setempat.
Kondisi terowongan tersebut sesuai data BPBD DKI Jakarta, sampai pukul 15.00 masih terendam 10 – 250 cm. (*)