Bupati Gresik Perintahkan Seluruh Instansi Atasi Trauma Healing Korban Gempa Bawean

GRESIK | lampumerah.id – Penanganan dampak gempa bumi Bawean hari Jum’at lalu terus mendapatkan perhatian Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. Terbukti, orang nomor satu di Kabupaten Gresik tersebut langsung ke Pulau Bawean Sabtu (23/3) atau sehari pasca gempa berskala 6.5 SR mengguncang Bawean.

“Kita sudah koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mulai kepala desa, camat, kepala rumah sakit dan Puskesmas, hingga kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bawean. Tujuannya untuk melakukan asesmen kerusakan yang terjadi sekaligus memastikan dilakukannya trauma healing dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” ujar bupati disela-sela pemberangkatan bantuan Gempa Bawean, Senin (25/3).

Hal ini cukup beralasan, lantaran hingga saat ini masyarakat Bawean masih banyak yang bertahan di tenda-tenda darurat. Mereka mengaku masih trauma untuk kembali ke rumah, lantaran takut akan adanya gempa susulan.

“Kami khawatir kesehatan masyarakat kita yang ada di tenda-tenda. Karenanya perlu adanya kesiapsiagaan rumah sakit dan Puskesmas bila ada warga yang mengalami gangguan kesehatan. Saya juga sudah menginstruksikan dinas terkait, untuk memberikan trauma healing guna mengurangi trauma atau kekhawatiran masyarakat,” terangnya.

Selain itu, yang tidak kalah penting menurut Gus Yani, sapaan akrab bupati, adalah memastikan informasi yang beredar di masyarakat adalah valid dan berasal dari sumber yang terpercaya.

“Kita harus pastikan berita hoax tidak beredar dan membuat masyarakat takut. Kemarin sempat beredar video pendek gempa yang terjadi di daerah lain, dinarasikan seolah-olah terjadi di Bawean, ini yang harus kita perhatikan bersama,” sambungnya.

Seperti diketahui, telah terjadi gempa bumi dengan Episenter gempa terletak pada koordinat 5,79° LS ; 112,32° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 126 Km arah Timur Laut Tuban, Jawa Timur pada kedalaman 10 Km. Berdasarkan Nomenklatur dari BMKG, gempa bumi ini dinamakan Gempa Bawean, lantaran lokasi episenter gempa yang berada dekat dengan Pulau Bawean.

Tercatat sebanyak 229 kali gempa dengan magnitudo terbesar 6.5 SR. Namun, sebagaimana rilis resmi BMKG, gempa bawean ini tidak mengakibatkan gelombang tsunami. Hingga berita dirilis, kerusakan bangunan dari rusak ringan hingga berat tercatat hampir di semua desa pada dua kecamatan di Bawean. (san)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *