GRESIK | lampumerah.id- Komandan Kodim 0817 Letkol Inf Ahmad Saleh Rahanar menganggap, kicauan ‘gerombolan’ yang diduga kerap memeras dan meneror kepala desa melalui medsos seperti cacing kepanasan karena bisa dipastikan justru merekalah pelakunya.
“Mereka menuduh KWG (Komunitas Wartawan Gresik) dan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia), seolah jadi beking kades. Kami rasa PWI dan KWG melaksanakan profesinya sesuai etika dan kode etik jurnalisitik. Kita dan pers sama-sama memiliki tanggungjawab terhadap kondisi sosial kemasyarakatan. Saat ini kita sudah waktunya turun gunung, dengan teman-teman wartawan,” tegas Dandim saat bertemu dengan sejumlah kades di wilayah Gresik Utara, Senin (29/5).
Oleh karena itu, Letkol Inf Ahmad Saleh Rahanar meminta kades tidak takut dengan intimidasi yang dilakukan gerombolan pemeras yang mengatasnamakan wartawan dan LSM. Karena mereka memanfaatkan situasi yang semuanya sangat terbuka, dan
diperkirakan oleh mereka tidak akan dijangkau pemangku kepentingan di tingkat desa.
“Dengan mengaku sebagai wartawan sangat mungkin pejabat di tingkat desa akan kena mental, sehingga mudah untuk diperdayai. Kami selalu menghimbau jangan takut, hadapi mereka dengan tegas. Sekali lagi jangan takut,” pinta Dandim.
Dikatakan Dandim, kicauan mereka sebenarnya untuk memframing bahwa mereka melakukan pengawasan pembangunan desa tetapi dituduh memeras. Padahal kalau memang ada kades yang melakukan tindak pidana laporkan ke penegak hukum, jangan ditakut-takuti lalu diperas.
“Kita menemukan fakta itu (pemerasan), beberapa saat setelah audensi dengam para kades di wilayah selatan. Dua jam kemudian ada kades yang mengaku telah mengirim uang sebesar Rp 15 juta kepada para gerombolan itu. Nah, kalau sudah seperti ini pertanyaannya kenapa? Ada yang salahkah?. Tentu ada yang salah,” katanya. (san)