Merak,Banten | Lampumerah.id – Kecewa dengan pelayanan PT ASDP saat arus mudik Lebaran 2024 lalu, pemudik minta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, melakukan evaluasi terhadap manajemen PT ASDP Indonesia Ferry terkait penyebab antrean panjang kendaraan di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Provinsi Banten.
“Sebagai warga masyarakat pengguna jasa penyeberangan kapal ferry, meminta dan berharap kepada Menteri BUMN untuk ditinjau kembali jika mereka (ASDP) tidak mampu bekerja,” ujar Ruslan, pemudik tujuan Bandung yang baru tiba di dermaga eksekutif Pelabuhan Merak, Selasa (16/4/2024).
Ruslan pemudik lebaran dari Palembang ditemui di dermaga eksekutif Pelabuhan ASDP Merak, Selasa (16/4/2024), mengatakan sangat kecewa dan meminta agar menindak tegas praktek pungutan liar yang masih terjadi dan dialami pemudik saat terjadi antrean panjang menuju Pelabuhan Merak.
Diketahui, arus mudik lebaran 1445 Hijriah, jalan menuju Pelabuhan Merak, sempat mengalami kemacetan hingga belasan kilometer selama 8 – 12 jam karena banyaknya kendaraan atau masyarakat yang belum memiliki tiket kapal feri, tapi tetap datang ke pelabuhan.
Penjualan tiket penyeberangan yang sepenuhnya dilakukan secara daring pada arus mudik Lebaran 2024, gelombang calo tiket pun bermunculan mendulang rezeki musiman di tengah kesulitan masyarakat.
Selain keberadaan para calo tiket disepanjang jalan, juga salah satu sumber penyebab kemacetan adalah mekanisme pelayanan dan infrastruktur dermaga yang tidak mencukupi, sehingga terjadi kemacetan dan antrian kendaan hingga mencapai kedalam ruas jalan tol Tangerang – Merak.
Ruslan juga meminta Kemenhub untuk mengevaluasi penggunaan aplikasi Ferizy dalam pembelian tiket penyeberangan.
Dijelaskan Ruslan, pihak ASDP sudah mewajibkan pengguna jasa membeli tiket secara daring via aplikasi Ferizy dengan radius maksimal 4,7 km dari Pelabuhan Merak dan sudah bertiket maksimal H-1 keberangkatan demi menghindari terjadinya antrean kendaraan dan penjualan tiket oleh calo.
“Namun di lapangan, masih banyak ditemukan para calon penumpang masih membeli tiket di Pelabuhan Merak dari calo yang membuka usaha agen-agen penjualan tiket,” ujarnya.
Dia menuturkan, kuota pemesanan tiket yang begitu cepat habis, kemungkinan besar sudah diborong oleh calo, yang kemudian menawarkannya di sekitar pelabuhan.
“Macam-macam kejadian dialami pemudik lebaran kemarin, ada yang hilang uangnya setelah melakukan pembayaran, dan juga mendapatkan tiket palsu, dimana tidak sesuai rute perjalanan,” ujarnya.
Sebelumnya, terkait keluhan penumpang dengan keberadaan calo tiket berkedok agen, Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi mengatakan, tidak mudah memberantas calo yang sudah ada sejak dulu. Bahkan mungkin keberadaan calo-calo ini lebih lama dari usia Pelabuhan Merak sendiri.
Bahkan Ira mengakui, pernah menemukan keterlibadan pegawai ASDP dalam praktik calo tiket ini.
Ira mengungkapkan, dalam memberantas calon tiket, pihaknya menggunakan cara yang lebih halus dan bertahap. Meski sebenarnya, cara pemberantasan yang lebih keras bisa dilakukan.
(Daeng Yus)