GRESIK | lampumerah.id – Petrokimia Gresik kembali menggelar wayang kulit di GOR Tri Dharma, Gresik, Jumat (29/8/) malam hingga Sabtu (30/8) dinihari.
Sebelum memulai pagelaran, seluruh yang hadir diajak untuk mengheningkan cipta bersama sebagai ungkapan doa bagi bangsa Indonesia yang tengah menghadapi berbagai ujian.
Direktur Keuangan dan Umum Petrokimia Gresik, Adityo Wibowo mengatakan pagelaran wayang kulit menjadi agenda rutin tahunan setiap perayaan ulang tahun perusahaan.
Menariknya, pagelaran di momen HUT ke-53 ini juga disaksikan dan dinikmati puluhan pelajar serta anak muda, yang berasal dari sekitar perusahaan.
“Wayang kulit merupakan warisan ‘Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity’ yang diakui UNESCO sejak 2003. Tapi warisan ini tidak akan bertahan apabila tidak bisa dikenal oleh generasi muda. Karena itu, Petrokimia Gresik konsisten mengenalkan kebudayaan pagelaran wayang kulit kepada generasi muda di Gresik dan sekitarnya,” ujar Adit, sapaan akrab Adityo Wibowo.
Pagelaran dibuka penampilan Dalang Ki Achmad Bagas Septyawan dengan lakon “Lahire Bungkus”. Bagas merupakan salah satu dalang muda binaan Sanggar Mahesa Kencana Petrokimia Gresik, satu-satunya sanggar kesenian wayang kulit purwa, karawitan, dan gamelan Jawa yang ada di Gresik.
Selain dalang binaan sejak usia belia, saat ini Bagas juga merupakan generasi muda karyawan Petrokimia Gresik dari unit Produksi II B.
Penampilan lainnya yaitu Dalang Cilik dari pelajar Kelas 7 SMPN 1 Gresik; serta dalang dan Sinden cilik siswa Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nahdlatul Ulama (NU) Terate.
Sebagai bintang tamu, hadir sinden muda Niken Salindri, serta pelawak kakak beradik Jo Klithik dan Jo Kluthuk, yang semakin membuat masyarakat antusias menyaksikan pagelaran ini.
Adapun penampil utama adalah Dalang Ki Anom Dwijokangko dari Blitar, membawakan lakon “Banjaran Narayana”. Cerita dimulai dari perjalanan hidup Narayana, seorang tokoh yang sejak masa mudanya telah menunjukkan kecerdasan, keteguhan hati, dan kemampuan diplomasi yang luar biasa.
“Cerita ini dapat memberikan inspirasi positif bagi kita semua dan menjadi pendidikan karakter bagi generasi muda, dimana dalam menjalankan bisnis dan roda operasional perusahaan, tentu banyak rintangan dan tantangan,” tandas Adit.