Jakarta l lampumerah.id – Gereja Impact Community Indonesia (ICI) gelar ibadah Jumat Agung dalam lima sesi di lantai 3A Mall Off Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta, (29/3/24). Ibadah memperingati kematian Yesus Kristus Tuhan disertai fragmen jalan salib menuju bukit Golgota dihadiri ribuan jemaat setia ICI.
Dalam kotbah bertema “Cawan Murka Allah’ Pastor Henny Kristianus menyampaikan pesan iman agar kita semua jemaat menghargai karya terbesar pengorbanan Tuhan Yesus untuk menebus dosa manusia yang tidak pernah diperbuatnya.
“Seperti (Yohanes 3 ayat 16). Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal,” demikian, kata Ps. Henny, Jumat, (29/3).
Doa Yesus kepada Bapa. “Ya Bapaku …… ambillah cawan ini dari padaKu…..”
Mengapa Yesus, berdoa demikian? Seberapa depresinya. Apa yang sedang dirasakan dan dipikirkan oleh Yesus?
Di Getsemani kita melihat gambaran Yesus yang sedang menanggung beban demikian beratnya. Di situ dirinya sebagai 100 persen manusia benar-benar berada dalam tekanan dan pergumulan yang begitu berat saat berhadapan dengan kematian-Nya.
Itu sebabnya Ia berkata, “Hatiku sangat sedih, seperti mau mati rasanya (Mat 26:38).
Lukas 22:43-44 mencatat bagaimana beban yang demikian berat dirasakan oleh Yesus, sampai malaikat pun mendatanginya. “Lalu seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat sedih dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.”
Ayat 44 mengandung pengertian takut, cemas, sedih, sekaligus derita batin sedemikian berat. Peluh yang menetes ke tanah seperti tetesan darah ini hanya terjadi pada orang yang sedang diliputi pergumulan batin yang sangat berat.
Jadi, apa makna cawan dalam doa Yesus? Sehingga ia berdoa agar Cawan murka Allah ini segera berlalu dariNya.
Dari Perjanjian Lama kita melihat bahwa cawan secara simbolis bukan hanya berarti penderitaan, tetapi juga hukuman Allah (Maz 11:6).
Cawan yang harus diminum- Nya sampai tetes yang terakhir adalah hukuman Allah atas orang berdosa yang akan diterima-Nya sebagai Pengganti kita.
Kalau boleh, Yesus mohon kepada Bapa, biarlah Ia tidak meminumnya. Namun Yesus tetap melakukanya dan berdoa. “tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki melainkan apa yang Engkau kehendaki.”
Bahwa Yesus juga memohon agar biar kehendak Bapa-Nya yang terjadi. Dan itulah yang terjadi. Bapa mendengar Dia.
Yesus dari Getsemani harus pikul salib, dicambuk dan diludahi, menuju Golgota dengan kekuatan yang baru. Ia harus minum dari cawan murka Allah itu sampai habis. Tetapi Ia melakukannya dengan ketaatan demi keselamatan kita, umatnya.
“Pengorbanan Yesus yang demikian besar, yang tidak ada manusia manapun sanggup minum Cawan murka Allah, haruskah kita sia siakan dan tidak kita hargai?
Seharusnya kita orang percaya adalah percaya kepada-Nya untuk keselamatan kita, dan selalu menghargai makna pengorbanan- Yesus bagi kita? Jangan sia siakan. “Kalau pengorbanan sesama manusia saja harus dihargai, bagaimana dengan pengorbanan Tuhan kepada kita? Jangan jadi umat berdosa!”


