Heboh Kajian Agama di Pelni

Oleh: Djono W. Oesman

Pembatalan ceramah agama PT Pelni, dibatalkan. Artinya, tidak jadi dibatalkan. Komisaris Independen PT Pelni, Kristia Budhiyarto (yang semula membatalkan) bertemu Ketua Bidang Pengurus MUI Pusat, KH Cholil Nafis (yang semula dibatalkan). Sudah kompak, tidak jadi batal.

Pembatalan acara, yang dibatalkan. Bisa membingungkan publik. Yang bener, batal atau tidak? Yang benar, tidak batal. Walaupun sebelumnya dibatalkan.

Kristia Budhiyarto, akrab disapa Kang Dede, sudah meminta maaf kepada Ketua Bidang Pengurus MUI Pusat, KH Cholil Nafis. Yang termasuk diundang jadi pembicara, dalam poster acara yang telah dibatalkan Kang Dede itu.

Kang Dede, dalam video yang diunggah di akun Twitter resminya, @kangdede78, Minggu (11/4/2021) kemarin, menulis begini:

“Alhamdulillah saya bertemu dengan Kiai Cholil Nafis, yang kemarin sempat ramai di sosial media yang saya tweet. Intinya bahwa pertama saya tabayun minta maaf sama Kiai Cholil Nafis, dan tidak dibatalkan, yang dibatalkan itu hanya yang ada di dalam flyer.”

Sebenarnya, nama Kiai Cholil Nafis ada dalam flyer, yang sudah tersebar di medsos sejak beberapa waktu lalu. Kiai Nafis (dalam flyer) dijadwalkan memberikan ceramah agama dalam rangka Ramdhan, pada 15 April pukul 13.00. Topiknya: “Ada Apa dengan Ramadhan?”.

Supaya tidak tambah membingungkan, kronologinya begini:

Badan Kerohanian Islam atau Bakis PT Pelni, berencana menggelar kegiatan kajian dalam rangka Ramadhan. Secara online. Topiknya: ‘Kajian Online Zoom Meeting Ramadhan 1442 H Ramadhan Memperkuat dan Memperteguh Iman’.

Pembicara: Ustaz Firanda Andirja, Ustaz Rizal Yuliar Putrananda, Ustaz Subhan Bawazier, KH Cholil Nafis (Ketua Bidang Pengurus MUI Pusat), dan Ustaz Syafiq Riza Basalamah.

Sudah dibuat flyer, dipublikasi di medsos, mengundang masyarakat. Di flyer sudah tertera jadwalnya, setiap Kamis. Urutan pembicara:

Kamis, 8 April 2021: Firanda Andirja, topik “Bekal Fikih Puasa”. Kamis, 15 April 2021: Kiai Cholil Nafis, topik “Ada Apa dengan Ramadhan?”. Kamis, 22 April 2021, Kiai Rizal Yuliar Putrananda, topik “Cerdas Beramal di Bulan Ramadhan”. Kamis, 29 April 2021, Ustadz Syafiq Riza Basalamah, topik “Agar Ramadhan Tahun Ini Lebih Berarti”. Kamis, 6 Mei 2021, Subhan Bawazier, topik “Ramadhan Bukan untuk Bersantai’.

Lalu, seluruh rangkaian acara ini dinyatakan Kang Dede dibatalkan. Sebab, penyelenggara (Bakis PT Pelni) menggelar itu tidak seizin direksi PT Pelni. Juga, pemilihan nama-nama penceramah, tidak seizin direksi PT Pelni.

PT Pelni menyatakan, mencopot pejabat yang bikin acara, yang mengatasnamakan perusahaan tanpa izin direksi. Pejabat, dicopot dari Vice President, dan dipindahkan ke bagian lain.

Kang Dede melalui akun Twitter resminya, @Kangdede78 menulis begini (termasuk huruf kapital): “Ini pelajaran sekaligus WARNING kepada seluruh BUMN, jangan segan-segan MENCOPOT ataupun MEMECAT pegawainya yang terlibat radikalisme. Jangan beri ruang sdktpun, BERANGUS.”

Viral di medsos. Ditanggapi banyak warganet. Sebagian besar mendukung. Misalnya, akun @altiwestm menulis: “Mantap! Yang beginian harus segera cepat dicegah acaranya… Inilah juga mengapa pentingnya Direksi dan Komisaris BUMN peka terhadap isu radikalisme.. Trims Kang @kangdede78.”

Di cuitan itulah, baru muncul kata ‘radikalisme’. Yang kemudian tambah heboh.

Dampaknya, Pelni dikritik dari mana-mana. Dari MUI. Juga, Anggota Komisi VI DPR RI, membidangi BUMN, Andre Rosiade: “Saya menyesalkan pencopotan pejabat di PT Pelni karena merencanakan pengajian yang dianggap radikal oleh komisarisnya sehingga membuat polemik yang tidak perlu” ungkap Andre dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/4/2021).

“Saya akan meminta Kementerian BUMN untuk menegur Komisaris yang bikin gaduh,” tegasnya. Naik level ke tingkat Kementerian BUMN.

Masuk wilayah ‘radikalisme’ ini, rawan. Maksudnya, rawan perdebatan. Per definisi. Yang tak kunjung habis. Antar berbagai pihak.

Menurut Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj: “Radikalisme adalah selangkah sebelum terorisme. Seseorang berpaham radikal, tinggal selangkah lagi jadi teroris.” Tapi, menurut pihak lain, beda lagi. Jurnalis pun berbeda-beda pandangan soal ini.

Lalu, bagaimana dengan kajian agama PY Pelni? Menurut Kang Dede, tidak dibatalkan. Dede kepada wartawan menjelaskan, Pelni akan melakukan kerjasama dengan MUI terkait acara ceramah atau kajian di Pelni. “Dengan kata lain, kajian keagamaan tetap jalan, tetapi yang dibatalkan hanya acara kemarin yang sempat terjadi kegaduhan,” katanya.

Wartawan peliput ini, juga bingung. Disimpulkan sendiri, yang dibatalkan hanya di acara pertama, pada 8 April 2021. Yang menurut Dede, ‘sempat terjadi kegaduhan’. Pokoknya, selanjutnya Pelni kerjasama dengan MUI. Sudah, gitu aja. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *