Lamer | Jakarta – Kota Wuhan, China, yang semula indah kini jadi kota mati. Jalanan sepi. Seluruh transportasi umum dilarang beroperasi. Supermarket kosong makanan, karena sudah diborong warga.

Kota berpenduduk 11 juta orang itu dinyatakan pemerintah setempat: Tertutup. Orang di dalam tak boleh pergi, orang luar dilarang masuk.

Tercatat, 18 orang meninggal akibat virus Corona. Ribuan pengidap dirawat. Tapi, ratusan ribu orang terjangkiti virus itu.

Pemerintah setempat menerapkan kondisi darurat. Siapa pun yang keluar rumah tidak mengenakan masker, dinyatakan melanggar hukum. Dipidana.

Setelah Wuhan ditutup, kota Huanggang juga ditutup. Demi menekan penyebaran virus.

Kisah Dokter di RS Wuhan

Seorang dokter di rumah sakit Wuhan menceritakan kondisi di sana kepada BBC News.

Identitas dokter itu dirahasiakan demi keamanan yang bersangkutan. Demikian kata dokter itu:

Ini adalah kasus epidemi pertama yang saya terlibat. Saya pertama kali mendengar virus Corona pada 31 Desember 2019, ketika muncul beberapa pasien.

Namun dalam dua pekan terakhir, ada tingkat penyebaran yang mengkhawatirkan. Saya takut karena ini adalah virus baru dan angkanya mengkhawatirkan.

Rumah sakit telah dibanjiri pasien. Ada ribuan. Saya belum pernah melihat begitu banyak sebelumnya.

Mereka harus menunggu berjam-jam sebelum menemui dokter. Mereka sangat panik.

Ribuan pasien antre, sebab dokternya kewalahan. Bahkan, banyak dokter yang ngeri tertular, dan pilih tidak bekerja.

Ini virus baru, jadi tidak banyak informasi. Belum ada obat yang pasti.

Masa inkubasi biasanya tujuh hari. Dengan periode minimum dua hingga tiga hari dan periode maksimum 10 hingga 12 hari.

Virus ini menyebar melalui penularan dari manusia ke manusia dan ada juga akibat infeksi yang dialami staf medis.

Virus dapat bermutasi, sehingga ada risiko penyebaran lebih lanjut.

Para dokter spesialis di sini sudah membuat panduan cepat. Untuk mendiagnosa dan perawatan, setelah mempelajari para pasien yang dirawat.

Gejala Penderita Begini…

Demam adalah gejala utama akibat virus ini.

Batuk kering, sesak napas, dan diare adalah gejala utama lainnya. Beberapa pasien mengalami pilek.

Pasien yang terpapar parah mengalami masalah pernapasan akut, septic shock, dan seperti yang kita ketahui, setidaknya ada 17 pasien yang meninggal.

Tetapi kebanyakan pasien memiliki prognosis yang baik.

Virus ini lebih berbahaya untuk orang tua, orang hamil atau orang-orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah.

Pemerintah China sudah merespons dengan baik untuk mencoba menghentikan penyebaran virus.

Di luar rumah sakit, saya nyaris tidak melihat orang-orang yang hilir-mudik di jalanan.

Kami diberitahu agar tidak berkumpul atau berkerumun. Saya tahu, itu bertujuan baik. Biar virus tidak menyebar dari orang ke orang.

“Saya pergi ke supermarket untuk membeli makanan, tetapi tidak ada yang tersisa. Tidak ada sayuran. Di mana-mana pusat penjualan makanan, tutup.”

Perayaan Tahun Baru Imlek, dalam skala tertentu, juga sudah dibatalkan. Tidak ada yang protes. Mereka lebih takut tertular Corona.

Kami diberitahu dua hari yang lalu agar tidak ke rumah sakit, karena risiko penyebaran virus demikian dahsyat.

Apabila kita meninggalkan rumah kita, kita harus memakai masker. Apabila kita tidak mengenakannya dianggap melanggar hukum. Bisa dipidana.

Kami tidak ingin membawa putra kami yang berumur dua tahun ke luar rumah.

Dia sekarang tidur dan kami berusaha melindunginya sedemikan rupa. Rajin mencuci tangannya hingga menghindari kontak dengan orang-orang di luar.

Saya takut akan terjadi sesuatu pada anak saya. Saya khawatir dengan jumlah kematian yang terus meningkat.

Hari ini (Jumat, 24/1/2020), semenjak pukul 10:00 pagi, semua akses keluar-masuk kota telah ditutup – tidak ada orang yang masuk atau keluar.

Orang tidak diizinkan pergi. Juga, dilarang orang masuk kota. Kami tidak tahu berapa lama ini akan berlangsung.

Biasanya, Wuhan adalah tempat yang nyaman untuk ditinggali. Saya bangga dengan profesi dokter.

Obatnya Hanya Ini…

Tetapi saya khawatir ini akan semakin buruk. Tidak ada obat anti-virus Corona.

Jadi, kita hanya bisa mengobati secara simtomatik – mengurangi demam dan jangan sampai mengalami dehidrasi.

Saat ini, semua orang fokus kepada upaya pencegahan.

Masyarakat rutin mendapat pesan dari pihak berwenang melalui telepon genggam. Disarankan agar melakukan tindakan pencegahan. Juga, petunjuk jika mengalami gejala-gejala terjangkit virus itu.

Info itu justru membuat suasana mencekam. Orang sangat takut.

Upaya pembatasan penyebaran virus, sulit dilakukan.

Karena masa inkubasi satu minggu – masyarakat mungkin bepergian tanpa menyadari bahwa mereka sudah terjangkiti virus.

Ini artinya jumlah sebenarnya orang yang terinfeksi kemungkinan lebih tinggi.

Kami hanya tinggal di rumah. Tidak membawa anak kami ke luar.

Kami akan fokus pada kebersihan, serta beberapa latihan ringan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita.

Sejumlah mahasiswa telah membeli tiket untuk pulang ke kampung halaman untuk merayakan Imlek, tetapi mereka memutuskan tidak bisa pergi sekarang.

Semua orang terjebak di sini dan tidak bisa pergi. (*)