Jakarta | lampumerah.id – Pelaku budaya spiritual  Amir B Nugroho bergelar Kanjeng Raden Aryo Tumenggung, mengakui telah melepas ilmu kesaktian Limbad dan Ki Joko Bodo sebelum meninggal. Pengakuan mengejutkan dan mengundang pertanyaan,  diungkap langsung kepada penulis, dua pekan sebelum Ki Joko Bodo meninggal.

Limbad dikenal punya ilmu kebal dari senjata tajam dan bisa berjalan diatas bara arang panas. Sedangkan Ki Joko Bodo terbukti memiliki gendam dan gaman (senjata) ampuh berkodam, pelindung dari ancaman luar. Jika kesaktian Limbad dan Ki Joko Bodo saja bisa dipreteli dengan mudah, tentu Amir B. Negoro yang tinggal di kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur ini, bukan sosok sembarangan. Selain linuwih sudah tentu berilmu tinggi. Seperti apa sosok dan kelebihan-nya?

Penampilan pria 73 tahun asli Magelang, Jawa tengah ini, seperti umumnya Orang Jawa sepuh seusianya. Sangat sederhana. Kulit sawo matang dan berambut putih. Pembawaannya tenang, tutur katanya arif, dan murah senyum.  Aura orang berilmu memancar dari sosoknya. Setiap ucapan mengalir dari katanya bermakna nasehat dan petuah jalan hidup sejati. Manunggaling kawulo lan gusti. Menyatunya hubungan manusia dengan Sang Pencipta.  Yang Maha Agung.

Tanpo biso manunggaling marang gusti, sembayang kita, ibadah kita,  percuma, nol. Kalau belum menerima sinar suci dari atas masuk dalam diri kita, slepp, percuma, nol,’’ ungkapnya sambil mengangkat  tanganya darai atas kepala turun ke dada.

Sebagai penganut aliran kejawen sejati, ia mengenal berbagai ilmu sejati. Kesaktian Ki Joko Bodo menurutnya tidak termasuk ilmu sejati dan tergolong aliran hitam. Meskipun jimat, gaman dan senjata yang dimiliki Ki Joko Bodo, diakui memiliki khodam.

Disebutkan, contoh ilmu kanoragan Jawa sejati itu seperti Aji Pancasona, Halimun, Saipi Angin, Lembu Sekilan, Waringin Sungsang, dst. Ilmu yang bisa dimiliki dan hanya bisa didapat seseorang hanya dengan lelaku, “Harus mencari untuk mendapatkan melalui tapa hening diri, puasa dan tirakat, bertahun tahun. Tidak instan,’’ jelas Aryo, alias Pak Amir yang telah menguasai beberapa ilmu tersebut.

Jika sudah menguasai i ilmu-ilmu tersebut, segala jenis senjata yang terbuat dari logam bisa lumer. Perilaku manusia juga selalu terjaga. Terhindari dari keinginan menyakiti orang lain. “Dengan begitu manusia bisa dekat marang Gusti. Hubungan seperti keluarga, bisa komunikasi langsung. Kalau dijaman sekarang biasa telfon langsung dengan bapak, ibu atau orang tua,’’ lanjutnya.

Siapapun, lanjutnya, dengan ilmu sejati tersebut bisa melihat alam supranatural dengan mudah. Termasuk melihat alam setan, jin gondrowo, kuntilanak dan Tuyul. Jika sudah memiliki ilmu sejati, setan gendruwo, kuntilanan itu soal kecil.

“Tidak hanya bisa melihat secara supranatural, tapi juga bisa mengusir. Tinggal kita ngomong, mau pergi sendiri atau saya usir, gitu saja. Takut mereka, langsung pergi sendiri,’’ paparnya, mencotohkan saat membantu seorang Tukang Bakso yang diikuti Kuntilanak, hingga dagangan sepi dan akhirnya ramai.

Kanjeng Raden Aryo Tumenggung alias Nugroho Budi Setionegoro, alias Pak De atau Pak Amir, panggilanya, memang  mumpuni.  Sejak usia usia 10 tahun  sudah merasakan tanda tanda kelebihan pada dirinya. Saat masih di kelas 4 SD, pernah kenah musibah, kakinya tertumpah air panas mendidih dari panci saat dipindahkan dari kompor. “Anenya saya tidak merasakan panas atau sakit. Padahal di kulit kaki seluruhnya keluar asap,” paparnya.

Meski terbukti berkemampuan tinggi, Pak Amir tidak memasang plank praktik non medis dirumahnya, kawasan Pondok Gede.  Akan tetapi kediamanya selalu terbuka bagi siapapun yang datang dengan persoalan hidup.  Ada yang mengeluhkan persoalan rumah tangga, pekerjaan, hingga mengatasi sakit penyakit non medis.

“Anak saya melarang saya buka praktik. Tapi selalu ada yang datang dengan niat ikhtiar masing masing. Tidak mungkin diusir pulang, kasihan. Alahamdulilah bisa sembuh padahal sudah sakit bertahun di tangani dokter dan nggak sembuh. Ada yang selingkuh, ditinggal suami atau istrinya. Alhamdulilah setelah bertahun minggat bisa kembali pulang rumah dan raket lagi. Ada yang bermasalah dalam usaha atau dagang. Senang bisa lancar dan untung,’’ kata Pak Amir, dengan senyum.

Pengakuan Pak Amir ini dibenarkan oleh Deny (56).  Salah satu warga Pondok Melati, Jati Rahayu yang selalu tampil neces dan perlente. Dirinya mengaku sudah tiga tahun lebih stress ditinggal pergi istrinya sejak sebelum pandemic Covid-19, karena kecantol laki laki lain. Padahal sudah punya anak darinya yang kini masih sekolah dibangku SD.  “Alhamdulilah Bro, berkat Tuhan melalui tangan Pak De (Pak Amir) mantan istri –yang sudah lama–  empat tahun pergi, tanpa kabar, tiba-tiba telfon dan WA saya lagi. Jantung jadi deg..deg., ser lagi tapi senang setelah mantan istri  mengakatan berniat balik pulang. Rasanya seperti baru jadian dengan pacar baru,deh,’’ kata Deny, tersenyum lebar, boro-boro ngeloyor pergi.