Jalan Beriringan Masuk Kelas, Warga Binaan dan Anak Lapas Malang Mengikuti Orientasi Siswa Baru

Jalan Beriringan Masuk Kelas, Warga Binaan dan Anak Lapas Malang Mengikuti Orientasi Siswa Baru
Surabaya/Lampumerah.id – Siswa sekolah menyambut tahun ajaran baru ini dengan penuh suka cita. Maklum, setelah lebih dari setahun belajar di rumah, bulan ini beberapa kota sudah mulai menerapkan sekolah tatap muka. Tak terkecuali warga binaan dan anak di Lapas I Malang Kanwil Kemenkumham Jatim. Mereka terlihat bahagia mengikuti orientasi sekolah hari ini (4/9/2021).
Sekitar 36 warga binaan dan anak Lapas I Malang, mereka berpakaian rapi,  berseragam berwarna merah dan putih,  rambut klimis terlihat necis, bau badan pun sudah wangi. Sambil membawa buku catatan, mereka bergegas ke ruang kelas.
Layaknya anak SD, yang baru masuk kelas, mereka berjalan beriringan. Sedikit ragu-ragu. Mau bertemu guru, tapi masih malu-malu. Setelah masuk kelas, mereka diberikan topi yang terbuat dari kertas. Tujuannya, untuk mengetahui nama dan kelompok satu sama lain. Bagi antar peserta dan guru pun lebih mudah berkomunikasi. “Ini hari pertama mereka masuk tahun ajaran baru,” ujar Kalapas I Malang RB Danang Yudiawan.
Para warga binaan dan anak lapas yang terletak di daerah Lowokwaru itu memang tidak sekolah di luar tembok lapas. Mereka belajar di ruang kelas yang dikelola Pusat Kesetaraan Pendidikan (PKP) lapas yang sudah ada sejak zaman Belanda itu. Pihak lapas menyediakan sarana untuk belajar mengajar serta perpustakaan yang dipersiapkan untuk seluruh warga binaan yang ingin membaca dan meminjam buku. “PKP Lapas Malang juga menyediakan layanan bagi warga binaan dan anak yang ingin mengikuti program kesetaraan pendidikan di tingkat Kelas Buta Huruf, Setingkat SD, SMP, maupun SMA,” lanjut Danang.
Nah, hari ini PKP melakukan kegiatan Masa Orientasi Siswa Baru. Kegiatan ini didampingi oleh pembina, pengajar, serta Pengelola Perpustakaan Lapas Malang. Program ini memang dilakukan secara periodik setiap tahunnya. Dengan peserta yang berbeda-beda. “Setiap peserta nantinya akan mendapatkan ijazah dan juga mengikuti wisuda layaknya sekolah normal,” tutur Danang.
Sementara itu, Kakanwil Kemenkumham Jatim Krismono menyatakan bahwa kegiatan ini masuk dalam ranah pembinaan kemandirian. Pihaknya selalu mendorong agar warga binaan tetap berkarya di dalam keterbatasan dan kondisi apapun. “Kami akan memfasilitasi, agar mereka punya semangat belajar dan meningkatkan kompetensinya saat bebas nanti,” ujar Krismono.
Krismono juga menegaskan bahwa keterbatasan di dalam tembok jeruji sama sekali tidak mematahkan harapan dan keinginan warga binaan. Terutama untuk meraih cita-citanya. “Kami all out mendukung kegiatan tersebut, kami akan memenuhi sarana prasarana dan fasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran,” imbuhnya.nt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *