Janji Dua Minggu, Namun Sampai Enam Bulan Hasil Autopsi Belum Keluar

Sidoarjo l Lampumerah.id – Enam bulan yang lalu, pada 2 April 2021. Petugas Polresta Sidoarjo bersama tim forensik. Melakukan pembongkar Makam almarhum Aghita Cahyani (14) di TPU Delta Praloyo.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab meninggalnya Aghita.

Tim Kuasa Hukum ayah Agitha, yakni Rolland E Potu memaparkan bahwa Petugas Polresta Sidoarjo bersama tim forensik, saat itu juga langsung melakukan pemeriksaan jenazah di tempat. Dan usai pemeriksaan jenazah itu, keluarga dijanjikan oleh petugas, jika hasil autopsi akan keluar paling lama dua Minggu. Namun sampai saat ini, sudah berjalan enam bulan, bahkan sudah hampir tujuh bulan. Tapi hasil autopsi terhadap jenazah Aghita tak kunjung keluar. Keluarga pun mempertanyakannya keseriusan pihak kepolisian dalam menangani hal tersebut.

“Kami sudah bertemu Kasat Reskrim untuk mempertanyakan hal ini. Kami juga bersurat ke Kapolresta Sidoarjo, menanyakan kejelasan penanganan perkara ini,” katanya, Kamis (21/10/21).

Tim kuasa hukum keluarga Aghita, terus berupaya, agar hasil autopsi segera dikeluarkan oleh pihak Polresta Sidoarjo. Upaya tersebut tak hanya menanyakan perkembangan ke Polresta Sidoarjo saja. Namun Tim kuasa hukum keluarga Aghita juga bersurat ke Polda Jatim dan  Kompolnas terkait hasil autopsi itu. Tujuannya untuk cepat mendapat kepastian hukum.

“Karena tak adanya kejelasan kapan hasil autopsi tersebut dikeluarkan. Keluarga Aghita merasa sangat dirugikan,” terangnya.

Karena kerugian yang sangat besar bagi keluarga Aghita, yakni kerugian materi maupun imateri. Dan juga menyangkut harkat dan martabat keluarga Aghita. Maka untuk itu, Tim kuasa hukum keluarga bakal menempuh upaya hukum lain.
“Jika dalam dua pekan ke depan belum juga ada kepastian, kami bakal menempuh langkah hukum lanjutan. Akan kami rumuskan strateginya nanti,” tegasnya.

Sementara itu Erlita, yakni ibu Aghita yang merupakan pelapor dalam perkara ini juga menanyakan hal serupa. Dia menunggu hasil autopsi yang tak kunjung dikeluarkan setelah sekian lama proses pembongkaran makam di lakukan.

Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro mengaku akan mengecek dan menelusuri sejauh mana perkembangan penanganan perkaranya.

Alasannya, saat pembongkaran berlangsung, dia belum menjabat di Sidoarjo. Ketika itu, Kasat Reskrimnya juga pejabat lama yang sekarang sudah pindah tugas.

“Saya pelajari dulu, bulan April kan saya juga belum di Sidoarjo. Kami akan mengecek ke penyidik, sejauh mana prosesnya,” jawab Kapolresta Sidoarjo.

Pembongkaran makam almarhum Agitha Cahyani Putri di komplek pemakaman Praloyo dilakukan berdasar permintaan dari ibu almarhum yang merasa janggal dengan kematian anaknya.

Ketika itu, pembongkaran dilakukan tertutup oleh petugas kepolisian bersama petugas forensik RSUD Sidoarjo. Di atas makam dipasang tenda, kemudian dikelilingi penutup.

Usai makam dibongkar, jenazah putri sulung Erlita Dewi itu diangkat dan diautopsi di lokasi. Dan setelah melalui serangkaian pemeriksaan, jenazah remaja asal Perumahan Taman Tiara Mediteran Sidoarjo itu kembali dimakamkan oleh petugas.

Saat itu, Erlita Dewi juga terlihat di lokasi. Bahkan setelah semua petugas meninggalkan area makam, ibu dari almarhum Aghita masih di sana bersama beberapa keluarganya.

Perempuan yang tinggal di Kendari, Sulawesi Tenggara ini ketika itu sempat bercerita bahwa dia sudah sekira tiga tahun tidak bertemu dengan putrinya. Dia bercerai dengan suaminya, dan empat anaknya diasuh oleh sang suami yang selama ini tinggal di Sidoarjo.

Saat mendapat kabar bahwa putri sulungnya meninggal dunia, dia tidak bisa langsung ke Sidoarjo. Karena tidak dapat tiket Erlita baru bisa terbang ke Sidoarjo hari Minggu. Dia memang berpesan agar jenazah tidak dimakamkan sebelum dirinya tiba di Sidoarjo.

Sebelum putrinya dimakamkan, dia sempat membuka kain kafannya. Dia mengaku melihat ada beberapa kejanggalan. Seperti ada darah di hidung jenazah anaknya, ada memar di dekat hidung sebelah kiri, serta bekas memar di pipi kiri.

Selain itu, dalam gambar yang sempat diunggahnya di media sosial, ada darah di belakang kepala putrinya. Dari situ, Erlita memutuskan melapor ke Polresta Sidoarjo.

“Saya sudah ikhlas, tapi saya ingin semuanya terungkap. Sekali lagi, saya tidak tahu apakah karena sakit atau karena apa. Saya cuma ingin mendapat kebenaran. Apa penyebab kematian anak saya,” kata Erlita saat diwawancarai Surya ketika itu.

Berdasar laporan dari Erlita itulah polisi bergerak melakukan penyelidikan. Termasuk melakukan pembongkaran makam dan autopsi jenazah Aghita. Sayang, berbulan-bulan tak kunjung keluar hasilnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *