GRESIK | lampumerah id – Bonsai ternyata banyak memiliki sisi keunikan. Di balik perpaduan antara tanaman dengan nilai seni tinggi, bonsai bagi pemiliknya mempunyai filosofi bermacam-macam.
Gus Sonhaji, salah satu penghobi bonsai asal Desa Surowiti Kecamatan Panceng menilai tanaman mungil itu sarat makna kehidupan.
Mengutip filosofi Sunan Kalijaga, Sonhaji menjelaskan kalau bonsai adalah sebuah media pembelajaran spiritual.
Ia mencontohkan, akar bonsai tumbuh ke bawah dan ke tanah. Bonsai yang bagus adalah, jika akarnya kuat, sementara daun bisa rontok.
“Itu makna bahwa manusia sejatinya harus menyadari asal-usulnya. Kuatnya hidup itu karena akar,” jelas Gus Sonhaji saat mengikuti ajang Giri Kedaton Bonsai di halaman Kantor Bupati Gresik.
Menurutnya, bonsai adalah tanaman yang memiliki makna mendalam tentang kehidupan, baik hubungan manusia dengan alam, dan pentingnya menjaga keseimbangan.
Membentuk tanaman bonsai, kata Kades Surowiti Kecamatan Panceng, adalah seni yang menyatu dengan alam dan jiwa. Dengan kata lain, bonsai mengajak siapa pun untuk belajar tentang keseimbangan hidup.
Ia mencontohkan salah satu bonsai miliknya, di satu sisi tumbuh hijau subur, sementara di sisi lain ada dahan mati yang tetap berdiri kokoh. Meski begitu, keduanya tetap hidup berdampingan dalam satu pot.
“Itulah hidup. Ada baik, ada buruk, semuanya tetap berdiri di bumi. Alam itu seimbang. Dan kita harus bisa belajar dari sana,” tuturnya dengan bijak.
Menurutnya, merawat bonsai tidak terlalu sulit. Namun butuh ketelatenan dan konsistensi tinggi. Tanaman itu harus disiram, dan perapian ranting setiap pagi dan sore.
“Bahkan khusus bonsai jenis setigi harus disiram pakai air laut, karena memang tanamannya berasal dari tepi laut,” katanya.