Foto: Istimewa
Manajemen SIG dan SBI berfoto bersama dengan Japan Embassy dan JICA dalam acara kunjungan pabrik, 25 Februari 2022.
Gresik l lampumerah.id – Minister for Economic Affairs and Development Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Masato Usui dan Japan International Cooperation Agency (JICA) mengunjungi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) unit usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), di Pabrik Narogong, Jawa Barat.
Kunjungan ini untuk melihat teknologi pengelolaan limbah dan sampah, menjadi alternatif bahan bakar dan bahan baku, yang dilakukan SIG.
Sebab sampah perkotaan dan limbah industri masih menjadi salah satu tantangan, untuk mencapai target SDGs (Sustainable Development Goals) yang berhubungan dengan lingkungan dan sosial.
Direktur Utama SIG, Donny Arsal mengatakan pihaknya terus berinovasi untuk memberikan nilai tambah dan manfaat berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.
Salah satunya adalah ekonomi sirkular, melalui teknologi pemanfaatan limbah industri dan sampah perkotaan, untuk diubah menjadi energi alternatif terbarukan.
“Teknologi ini merupakan solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan limbah industri dan sampah domestik yang dihadapi oleh pemerintah daerah,” kata Donny Arsal melalui email yang dikirim ke redaksi.
Dikatakan Donny, SBI juga menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan semen asal Jepang, Taiheiyo Cement Corporation (TCC), sehingga nantinya sinergi SIG, SBI, dan TCC, akan semakin mendorong kontribusi perusahaan terhadap pencapaian SDGs.
Unit bisnis pengelolaan limbah SBI, Nathabumi, telah menjadi mitra pemerintah serta perusahaan di berbagai bidang industri, dalam pengelolaan limbah dan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Salah satunya dengan menginisiasi fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) pertama di Indonesia di Cilacap, Jawa Tengah.
“SBI juga berkolaborasi dengan DKI Jakarta dalam pemanfaatan sampah domestik di TPST Bantargebang, menjadi bahan bakar alternatif berupa RDF melalui metode landfill mining,” ujar Donny.
Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo menambahkan, langkah ini merupakan komitmen untuk mewujudkan pembangunan keberlanjutan yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
SBI menjadi inisiator dan operator resmi fasilitas RDF di Cilacap, serta pengelolaan limbah dengan metode co-processing dengan didukung fasilitas pre-processing GreenZone, Narogong.
“Hasil dari seluruh pengolahannya bisa dimanfaatkan kembali tanpa menimbulkan pencemaran dan residu apapun,” tegas Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo.
Masato Usui mengatakan, Jepang dan Indonesia memiliki sejarah panjang dalam kerja sama bilateral termasuk bidang ekonomi yang dilakukan antara pelaku usaha.
“Pemerintah Jepang mendukung kerja sama yang dilakukan SIG, SBI, dan TCC. Saya ingin melihat lebih banyak proyek yang dilakukan, dan bagaimana teknologi Jepang berkontribusi pada ekonomi sirkular di Indonesia,” kata Masato Usui. (san)