GRESIK | lampumerah.id – Program Makmur lahir atas kesadaran bersama, jika kekuatan pangan itu ada pada upaya dalam membangun ekosistem.
“Dari sisi keasdepan kami, ada pupuk, ada Bulog, ada RNI (PT Rajawali Nusantara Indonesia). Kami sebenarnya sebagian besar dari ekosistem pangan ini, khususnya tebu. Jadi kenapa tidak kita integrasikan dan kita bentuk ekosistem yang kuat,” ujar Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN, Zuriyati Simbolon
Dalam acara “Panen dan Tanam Program Makmur Komoditas Tebu” di Desa Bakalan Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, beberapa waktu lalu, Zuriyati Simbolon menambahkan Program Makmur bukan hanya untuk tebu saja.
Tetapi juga berfokus pada padi, tebu, jagung, dan kopi. Tapi karena ekosistem ini berhasil meningkatkan produktivitas, kesejahteraan petani, maka tidak menutup kemungkinan akan diterapkan di komoditas pangan lainnya.
“Saya berharap (program Makmur) tidak hanya berbicara dari hulu ke hilir, tapi juga pada riset varietas, khususnya tebu. Program Makmur pada komoditas tebu cukup berhasil, ekosistemnya sangat kuat,” tandas Zuryati Simbolon.
Frans Marganda Tambunan, Direktur Utama ID FOOD, induk holding RNI, mengaku siap mendukung suksesnya program Makmur melalui inovasi-inovasi.
Seperti mekanisasi yang bisa membantu petani menaikan tebu ke atas truk dengan mudah. Pihaknya juga mengapresiasi inovasi Petrokimia Gresik yaitu pupuk ZA Plus dan NPK Phonska Plus, yang dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk ZK, yang hasilnya juga lebih baik.
“Melalui inovasi-inovasi ini diharapkan mitra petani yang tergabung dalam program Makmur semakin banyak lagi,” tandasnya. (san)