GRESIK | lampunerah.id – Ketua DPRD Gresik M. Syahrul Munir melakukan inspeksi mendadak (Sidak) tambang galian C material tanah di Desa Sukorejo Kecamatan Bungah, Senin (28/7).
Sahrul sidak lantaran banyak pengaduan dari masyarakat, tentang masifnya aktivitas penambangan yang berpotensi negatif terhadap kondisi lingkungan.
Politisi PKB ini tiba di lokasi penambangan sekitar pukul 11.00 WIB, langsung menuju lahan yang dikeruk, yang kebetulan juga ada aktivitas alat berat dan dump truk pengangkut material tanah.
Melihat itu, Sahrul kaget sekaligus geram, karena lokasi penambangan berhimpitan dengan bibir Sungai Bengawan Solo, sehingga dianggap sangat membahayakan.
“Ini sangat berbahaya, masa digali tidak sampai 3 meter dari bibir Bengawan Solo. Kalo jebol gimana, jelas ngawur ini” ujarnya emosi.
Syahrul Munir mengungkapkan, dari sidak tersebut ditemukan beberapa fakta, aktivitas galian tanah tidak sesuai standarisasi, di antaranya lokasi penambangan yang berhimpitan dengan bibir Sungai Bengawan Solo. Selain sangat membahayakan dan rawan jebol, prosedur izin serta dampak lingkungan tampaknya juga tidak diperhatikan oleh pengusahanya.
“Mereka tidak akan pernah peduli terhadap lingkungan, yang penting bagi mereka adalah keuntungan. Tadi saya tanya ijinnya, mereka tidak bisa menunjukkan” terangnya.
Berdasar fakta itu, Ketua DPRD Gresik meminta agar aktivitas penambangan galian tanah tersebut dihentikan dan pihak penambang agar mengembalikan lahan yang dikeruk seperti semula.
Dirinya juga sudah berkordinasi dengan Polres Gresik, Satpol PP, Dinas Perizinan, serta Dinas LH agar melakukan penertiban.
“Kami minta dihentikan dan kondisi lahan dikembalikan seperti semula, karena mepet Sungai Bengawan Solo sehingga rawan jebol. Saya sudah koordinasi dengan sejumlah pihak untuk menertibkan, terutama terkait dampak lingkungan dan perizinan sesuai dengan tata ruang yang berlaku,” pungkasnya.