Ketum PB KAMI Kecewa Piala Dunia U20 Batal Di Indonesia

Lampumerah.id-Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Komunitas Aktivis Muda Indonesia (PB KAMI) Sultoni kecewa dan mengecam orang yang paling bertanggung jawab atas kejadian Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dan menimbulkan kerugian yang sangat besar untuk kita Indonesia, pemerintah yang sudah keluar 1,4 triliun untuk renovasi dll, kerugian juga berdampak pada pariwisata dan UMKM yang sudah menyiapkan diri untuk menyambut piala dunia U-20 2023.

Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster menolak keikutsertaan timnas U-20 Israel dan menolak timnas Israel bertanding di daerahnya, sebelum keputusan FIFA. Namun, keputusannya ada di FIFA yang pada akhirnya membatalkan status tuan rumah Indonesia.

“Silahkan masyarakat menilai sendiri siapa yang membuat gaduh, seharusnya para pejabat pejabat ini mencontoh kan birokrasi yg dewasa, cari solusi yang terbaik untuk permasalahan ini dan juga pikirkan untuk mimpi anak-anak muda atlet pesepakbola kita, penghargaan tertinggi pesepakbola adalah bermain di piala dunia, padahal sudah didepan mata ajang piala dunia ini, tapi karena kepentingan mereka semata, malah mengorbankan mimpi anak anak kita, mengorbankan juga antusias masyarakat yang sudah siap menyambut piala dunia U-20 2023 ini,” katanya

FIFA sudah memutuskan Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya berlangsung di enam kota pada 20 Mei sampai 11 Juni mendatang.

Sultoni menegaskan batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 memunculkan sejumlah kerugian diberbagai lini, ada dari pengusaha UMKM, segi pariwisata, sampai pemerintah pun merugi, sudah mengeluarkan anggaran yang cukup besar.

“Kami melihat dari sektor pariwisata di enam kota penyelenggara piala dunia U-20 2023 juga pasti rugi karena batal jadi tuan rumah, apalagi teman teman UMKM yang sudah siap menyambut ajang bergengsi ini dengan persiapan yang sangat luar biasa, roda perekonomian pasti bertumbuh untuk jangka pendek dan jangka panjang,” tuturnya

Pemerintah daerah DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, Solo, Surabaya, dan Palembang sudah mengeluarkan uang dan tenaga untuk bisa menjadi tuan rumah sesuai standar FIFA.

Pada Juli 2020, pemerintah mengeluarkan dana Rp400 miliar untuk persiapan Piala Dunia U-20 2023. Kementerian PUPR juga mengeluarkan Rp489 miliar untuk merenovasi stadion.

Kemenpora, pada Juni 2022, kemudian mengalokasikan dana Rp500 miliar untuk persiapan Piala Dunia U-20 2023. Dengan demikian total kerugian penyelenggaran Piala Dunia U-20 2023 bisa mencapai Rp1,4 triliun.

“1,4 triliun sangat besar, Lalu siapa yang bertanggung jawab atas kerugian kita ini?, Kami akan terus mengawal permasalahan ini sampai selesai” Ujarnya

Seperti diketahui, FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang seharusnya digelar pada 20 Mei hingga 11 Juni.

“FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2023,” demikian keterangan di situs resmi FIFA, Rabu (29/3).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *