Surabaya l lampumerah id – Wakil Ketua PWI Jawa Timur Machmud Suhermono memiliki hipotesa gejala migration voter (perpindahan pilihan) dalam jumlah yang relatif signifikan, dalam pemilu serentak 2024
Analisisnya, bila gelombang (pindah pilihan) ini belakangan terdengar makin membesar, bukan tidak mungkin peta persaingan kontestasi demokrasi elektoral akan berbeda, dengan hasil survey sebelumnya.
Selain swing voter, potensi migration voter juga akan terjadi di kalangan pemilih yang belum teriidentivikasi (unidentified voter).
“Migrasi terjadi dikarenakan tingginya unidentified voters, efek dari pra kampanye atau sosialisasi yang hingga hari ini, isu yang diangkat baru pada tataran permukaan,” kata Machmud, di laman pribadinya, Rabu, (15/11/23)P
Menurut Mahmud, Migration Voters terjadi oleh sebab pemegang hak suara menilai, tawaran-tawaran pra kampanye belum menyentuh substansi kebutuhan hidup dan kehidupan dan masalah yang dihadapi rakyat sehari-hari.
Sehingga tim kampanye tetap harus hati-hati dan jangan terlalu over conviden, meski sudah memegang hasil survey, bahwa perolehan suaranya yang cukup signifikan.
“Jangan lupa pada saat coblosan 14 Februari 2024 nanti, dagelan politik yang tidak elok belum berhenti. Hal itu dikhawatirkan akan mempengaruhi kehadiran pemilih di TPS,” jelasnya.
Sebagai solusi tim kampanye harus bisa memastikan calon pemilihnya datang ke TPS.
“Sebab, dalam Pemilu sebelumnya, menunjukkan angka golput masih tinggi,” tambahnya