Jakarta l lampumerah.id – Ketua Majelis Pertimbangan Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan kekecewaan dan rasa penyesalan mendalam atas keputusan sepihak digandengnya Ketua umum Partai PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Bagi presiden RI ke-enam itu keputusan sepihak meninggalkan Cawapres Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono tak ubahnya sebuah pengkhianatan dalam politik.
“Tentu kami menyadari dalam politik itu adu strategi, tapi keputusan ini fulgar dan menyedihkan. Tak ubahnya pengkhianatan dalam.politik,” kata SBY dalam keterangan pers di Cikeas, Sabtu, (2/9/23).
Kami, lanjut SBY, tentu merasa terhina oleh perilaku politik seperti ini.
Kesepakatan sepihak, diam-diam antara Anies dan Partai Nasdem yang akan mengusung Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres, bertolak belakang dengan komitmen politik yang sudah dibangun partai koalisi dan tim delapan satu tahun belakangan ini.
“Sangat tidak elok. Dua hari lalu, Anis datang ke tempat kami disini, dengan kata kata hebat menyampaikan kesiapan koalisi pengusung untuk segera mendeklarasikan pada awal bulan. Itu artinya sekitar hari ini, ternyata apa yang terjadi, mereka bertolak belang dengan komitmenya. Tidak bisa dipercaya. Bagaimana kalau memegang kekuasaan yang lebih besar,”lanjutnya.
Secara terpisah, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra juga menyatakan keprihatinannya.
Ia mengatakan, setelah mendengar dan mengkonfirmasi langsung kepada Anies mengenai informasi dia dipasangkan dengan Muhaimin, maka mereka langsung menerbitkan keterangan pers tentang pernyataan sikap.
“Akibat manuver politik itu tentu membuat kader Demokrat di berbagai daerah murka dan membuat mereka ogah berjuang bersama dalam koalisi. Tanpa dikomando mereka serentak merespon dengan menurunkan semua spanduk Anies AHY,” tukas Herzaky.