Kampus Ungu | lampumerah.id – Tulisan ini merupakan perjalanan hidup bersama Agus semasa hidup hingga Wafadnya.  Khusus dipersembahkan sebagai penghormatan untuk Agus, sebagai teman dan sahabat. (bagian 1)

Nama Agus Supriyanto di lingkungan Asmi Kampus Ungu begitu familiar.  Popularitasnya dikalangan mahasiswa, dosen dan alumni –lintas angkatan— sebagai sosok aktifis kampus  lintas jaman, melebihi popularitas mahasiswa Kampus Ungu lainnya.

Agus hadir sebagai aktifis mahasiswa membersamai masa periode pemerintahan Presiden Soeharto, hingga presiden Jokowi dan Prabowo. Kiprah sebagai aktifis dimulai Agus sejak berkuliah sebagai mahasiswa Asmi Kampus Ungu angkatan 1989 Jurusan (Ekonomi) Manajemen.   

Sebuah perjalanan panjang puluhan tahun bersama kampus ungu yang selalu melekat di hatinya. Kampus adalah pelipur lara bagi Agus. Problem seberat apapun akan hilang Ketika topik bahasan mengenai kampus. Semangat hidupnya seolah bangkit kala bicara Kampus Ungu. Julukan Si Berdarah Ungu pun melekat pada dirinya.

Ketika mendengar kabar meninggalnya Agus melalui pesan whatsup Andi Gowa, Sekjend Governance Watch, pada Senin, 21 Juli 2025 sore, hati ini serasa bergetar. Terkejut, seakan tidak percaya, bercampur aduk menjadi selimut duka tak tertahan. Air mata pun meleleh jatuh di pipi.

Sejenak saya terdiam dan teringat perjalanan 30 tahun bersamanya. Selama itu kami berkeluh kesah bersama. Makan, tidur, jalan bareng diberbagai acara.  Waktu bersama yang cukup Panjang, namun seakan tak pernah cukup untuk bisa menerima kepergianya.  

Bibir pun bergetar seiring ucapan Yaa Allah…., benarkah ini. Innalilahi wainnailahi rojiun. Sungguh aku tak sanggup kehilangan dirinya. Hidup tak lagi sama tanpanya. Ku hanya bisa mengucap selamat jalan Kawan. Tempatmu disisi terbaik Allah SWT.

Bahwa takdir Allah SWT telah ditetapkan dan semua yang hidup pasti akan kembali pada keharibaan Sang pencipta. Betapapun kehilangan hingga tulisan ini diri ini seakan berat menerima takdirNya.

Sosok yang selalu tampil sederhana dan apa adanya. Mencerminkan pribadi dan pemikiranya yang sederhana. Asli kelahiran Sragen, 4 Agustus 1969. Dikenal mudah bergaul dan macan podium. Sejak aktif di organisasi Senat Mahasiswa, terlibat kepanitian berbagai even dan giat kampus Ungu. “Pokoknya dimana ada giat kampus disitu pasti ada Agus,” kata James Karepu, menggelengkan kepala sambil senyum.  

Memimpin masa orientasi mahasiswa baru, latihan kader kepemimpinan (LKMM), Yudisium, hingga menghidupkan pers mahasiswa dilingkungan kampus menjadi legazy bagi Agus. Dirinya telah melukis sejarah indah bersama Civitas Akademika Kampus Ungu.

Berjumapa kali pertama dengan Agus Supriyanto di Ruang Senat, bagian belakang Gedung B Kampus, dekat kantin pada tahun 1995. Saat itu untuk pertama kali pula saya berjumpa dengan jajaran mahasiswa pengurus senat asmi. Termasuk bertemu Pudir III Asmi Charles B Wangke, SE, ME dan Bidang Kemahasiswa Rudi P. Simatupang yang telah menyetujui penerbitan Info Asmi sebagai media resmi Kampus Ungu.

Adalah Chaidar Sulaiman, mahasiswa angkatan 88 yang juga atlet renang, yang saat itu mengajak bergabung. Ia pun menyampaikan tawaranya langsung dengan mendatangi kantor saya di Gedung Jawa Pos, saat itu Jl. Prapanca Raya, Jakarta Selatan.  

“Sa lo mau gak bantu proses penerbitan media kampus gue. Kampus Ungu,’’ ujar Haidar saat itu.

Singkat cerita, saya pun hadir di kampus Asmi dan bertemu Agus Supriyanto dan aktifis Kampus Ungu lainnya. Saling memperkenalkan diri dengan anggota Senat Asmi. Hadir saat itu, nama-nama mahasiswa aktif yang kelak mewarnai berbagai kegiatan kampus dan menjadi saksi kejayaan kampus hingga dua dekade (10-20 tahun) kemudian.

Ada Ketua Senat Jerry Tengker, Ketua BPM Deni Andries, Derry Oskar, Sekretaris Senat Dessy Asta, Trosse Mahulete (Ketua Senat Nex periode), Neneng Sri Sundari, Made Chandri Permani, Alie Aljufrie, Ola Debora, Vonny Aqua, Ina, Ine, Inge, Leli, Lily, Kiki Kinong, Yusuf, Ronny, dst. Mereka adalah saksi Sejarah. Pelaku Sejarah. Bagian sejarah kebesaran Kampus Ungu saat dipimpin Benny Tengker. Sosok flamboyan karismatik. Ditangannya Asmi Kampus Ungu  meraih masa kejayaan dan legendaris.

Dihadapan pengurus senat saya presentasikan bagaimana seluk beluk proses penerbitan. Mulai rapat perencanaan redaksi, strategi pemberitaan, membuat laporan utama, hingga layout, pra cetak dan cetak. Satu jam lewat, selesai. Saling tanya jawab dan kemudian sepakat. Approval. Dua pekan kemudian, sejarah pun terlukis. Info Asmi terbit perdana dengan susunan redaksi Agus Suprianto sebagai Pemimpin Redaksi.

Info Asmi pun menjadi banchmark kampus, melebihi aktivitas Senat, BPM, maupun organisasi lain yang ada di kampus Ungu. Saat itu menerbitkan media bagi kampus murni dikelaola mahasiswa bukan hal muda dan tidak banyak universitas bisa melakukannya.

Sehingga keberhasilan Info Asmi menuai apresiasi langsung dari Benny Tengker.  Selain diberi fasilitas ruang dan mobil operasional, jajaran pengurus Info Asmi diberi insentif bulanan dan kartu makan. Info Asmi pun menjadi legazy lukisan indah Agus Supriyanto dan Kampus Ungu.

Sejak leading bersama Info asmi, kedekatan diantara pengurus dan organisasi kampus juga dosen makin dekat. Suasana akrab dan kekeluargaan dikampus kita bersaudara membuat saya nyaman hadir di kampus untuk setiap progress nex penerbitan Info Asmi.

Setiap membersamai penerbitan Info Asmi, hingga tahun kedua, Agus kerap mengajak untuk nginap di kampus.  Bersama Agus dan yang lainnya, juga sering terpaksa menginap di rumah Ali Aljufri di Cipinang, Kalimalang, atau di Ciawi Bogor. Kadang di rumah James Karepu di Plumpang, Jakarta Utara. Atau dirumah Yudi Ayam di Pisangan Lama III, Rawamangun.(bersambung)