Medan | Lampumerah.id Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting sangat kecewa dengan tindakan oknum aparatur sipil negeri (ASN) di Rumah Sakit Jiwa Prof Ildrem yang tantang duel wartawan.

Menurutnya, tindakan tersebut tidak sepatutnya dilakukan oleh pegawai pemerintah.

“Tadi saya sudah dapat videonya. Memang petugas dari RSJ Prof Ildrem terlalu arogan. Seharusnya tidak boleh seperti itu,” kata Baskami, Selasa (29/6/2021).

Baskami menjelaskan, seharusnya kerja-kerja wartawan tidak boleh dihalangi.

Apalagi RSJ Prof Ildrem berada di bawah naungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Seharusnya ASN tersebut memperlakukan wartawan sebagai mitra, bukan lawan.

Menurutnya, petugas yang ada di video tersebut memang terlihat emosi berlebihan.

“Ya kan wartawan sudah izin, bahkan diundang sama Direktur RSJ Prof Ildrem. Kenapa ditanya lagi dan sampai mau nyuruh hapus foto-foto. Itu kan tidak etis,” jelasnya.

Ia pun mengatakan tidak akan diam menanggapi persoalan ini.

Baskami akan memanggil pihak RSJ Prof Ildrem untuk menindak oknum yang berlaku sewenang-wenang tersebut.

“Tindakan seperti itu tidak akan kita biarkan. Mereka akan kita panggil melalui komisi E,” tegasnya.

Dikatakannya, soal video pegawai RSJ Prof. Ildrem yang bertindak arogan tersebut telah diteruskan ke Direktur RSJ Prof Ildrem Ria Telaumbanua.

“Tadi ibu Ria juga bilang tidak menyangka ada kejadian seperti itu. Dia bilang akan menindak tegas pegawai yang bertindak tidak benar seperti itu,” ungkapnya.

Wartawan Diundang Meliput Pegawai RSJ dan Satpam Berulah

Diketahui, pegawai RSK Prof Ildrem bertindak arogan tantang duel wartawan.

Pegawai bernama Wahyu Kaban itu bahkan merampas alat kerja awak media yang diundang peliputan vaksinasi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Mulanya, awak media bersiap-siap untuk pulang, dan mengambil gambar pendukung suasana gedung RSJ Prof Ildrem.

Tiba-tiba saja Wahyu Kaban datang menarik lengan fotografer

Sontak, Riski bertanya apa maksud Wahyu Kaban.

“Kami diundang liputan. Tiba-tiba dia datang ingin merampas kamera saya dan mengajak berkelahi,” kata Riski, Selasa (29/6/2021).

Saat Wahyu Kaban berusaha menyerang Riski, sejumlah jurnalis lain yang sama-sama ikut liputan berusaha melerai.

Namun, Wahyu Kaban makin bringas bak kesetanan.

“Maksud mu apa? Ayo kantor-kantor,” kata Wahyu Kaban sambil menarik lengan Riski.

Melihat itu, rekan sesama jurnalis meminta Wahyu Kaban tidak bersikap arogan.

Bukannya malah tenang, Wahyu Kaban kembali menyerang Riski.

“Enggak usah kau liput-liput. Entah apa-apa kau liput-liput,” katanya merampas selular milik Riski Cahyadi.

“Bapak jangan begitu. Masalah kecil jangan dibesarkan,” kata fotografer Antara.

Lagi-lagi, Wahyu Kaban menantang duel.

Dia membusungkan dadanya ke arah fotografer Antara.

“Kau sor sama aku! Mau besar, besar, ayok lah. Ini nah, nama ku, nah, nah,” katanya membusungkan dada sembari menantang.

Tak lama kemudian, satpam berbaju mirip polisi ikut-ikutan menantang.

Satpam itu bernama Rahmad.

Dia ikut-ikutan mengajak wartawan duel.

“Ayok lepas baju dinas kau. Ayok, ayok,” kata Rahmad.

Rahmad kemudian berjalan menjauh untuk mencari tempat duel.

Karena tak ingin ribut, awak media bertahan di posisi semula.

Tak lama berselang, datang satpam berbaju biru.

Satpam itu meminta maaf karena temannya bernama Rahmad bersikap arogan dan menghalang-halangi kerja jurnalis.