Pelaku jasa wisata dan catering merugi akibat penutupan wisata dan minta Bupati di copot

Jakarta | Lampumerah.id – Kebijakan penutupan tempat wisata dan sejumlah tempat umum lain nya di Liburan Hari Raya Lebaran kali ini menimbulkan sejumlah polemik yang sangat merugikan pihak pelaku wisata dan pra wisatawan .

Kepulauan Seribu adalah salah satu tujuan wisata menarik bagi warga DKI Jakarta dan sekitarnya , warga ingin menikmati indahnya laut dan alam yang di sajikan di sana tapi kali ini menimbulkan masalah baru yaitu penutupan atau pelarangan wisatawan berkunjung ke sana .

Sejumlah pelaku wisata sangat menyesalkan atas penutupan ini , lantaran sudah sangat merugikan para pelaku wisata dari penyediaan penginapan dan catering yang sudah di booking jauh-jauh hari oleh sejumlah wisatawan .

Saat di wawancarai melalui telepon seluler, 16/5/2021 Ketua Asosiasi jasa wisata kepulauan seribu Milky menyampaikan ” ya kenapa penutupan tempat wisata di pulau tidak di info dari jauh-jauh hari. Karna di pulau untuk persiapan wisata butuh waktu , persiapan kebutuhan tidak semua ada di pulau , dan yang paling merugi adalah usaha catering , mereka sudah beli sembako , di tambah lagi wisatawan minta DP mereka di kembalikan , selain itu pemilik kapal tradisional yang telah membeli bahan bakar.”papar nya.

” Dengan kejadian ini kami sebagai pelaku jasa wisata mendapatkan pandangan negatif dari para wisatawan , karna informasi penutupan wisata secara sepihak dan terkesan sangat mendadak.l , sedangkan moment libur Lebaran adalah moment yang sangat di tunggu oleh para jasa wisata di kepulauan seribu .”lanjut nya .

Dikesempatan yang sama , salah satu tokoh pemuda di kepulauan seribu pun menyampaikan ”
membludaknya wisatawan pada tanggal 15 Mei 2021 yang tadinya akan berwisata kepulauan seribu berimbas pelarangan dan penutupan kawasan wisata kepulauan seribu, dengan di keluarkannya himbauan Pak Bupati yang meminta KSOP V Kepulauan Seribu untuk tidak mengangkut penumpang selain warga ber KTP Jakarta Kepulauan Seribu , nah masyarakat lah yang sangat terkena imbas nya sehingga aspirasi mosi tidak percaya kepada Pak Bupati yang di anggap gagal dan amatiran sebagai kepala wilayah dalam memimpin wilayahnya, yang notabennya adalah kawasan wisata, serta menuntut Pak Gubernur Anies Baswedan untuk mengganti Bupati Kepulauan Seribu.” Tegas M yang tak ingin nama nya di publish.

“Pandemi sudah 1 tahun berlangsung, tahun lalupun pulau seribu di tutup untuk wisatawan dan kami patuh , tapi tahun ini instruksi pak Gubernur tetap membuka kawasan wisata di DKI Jakarta. Seharus sebagai kepala wilayah yang menjadi kawasan tujuan wisata sudah harus siap dengan kondisi kunjungan wisatawan . Yang lebih ironis lagi, para pejabat Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan keluarga mereka pelesiran jalan – jalan kepulau Seribu pada hari libur dengan menggunakan fasilitas kapal dinas, hal itu mencidrain hati masyarakat pulau seribu yg sudah jatuh tertimpa tangga.”imbuhnya.

“Yang jadi persoalan adalah kurangnya kordinasi antar pihak, pemkab dan aparat tidak siapa dengan kondisi pulau seribu sebagai tujuan wisata, para travel juga tidak berkordinasi berapa banyak tamu yang akan masuk kepulau seribu , hari ini menjadi pembelajaran kedepan guna perbaikan dan pengaturan jalannya pariwisata di kepulauan seribu.

Menjaga kesehatan emang penting , tapi penghidupan bagi warga juga penting, selama semua saling kordinasi dan kerja sama, in sya Allah bisa berjalan dengan baik.”pungkas nya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *