GRESIK | l ampumerah.id – Pemerintah Kabupaten Gresik sangat serius, dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), serta penurunan Angka Stunting.

Salah satunya dengan meluncurkan inovasi aplikasi GUS (Gresik Urus Stunting), yang akan dikembangkan lebih lengkap dan komprehensif untuk menunjang percepatan penurunan stunting di Kabupaten Gresik.

Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah mengatakan,, tahun ini Pemkab Gresik melalui sejumlah OPD terkait telah mengembangkan aplikasi GUS untuk publikasi data stunting dan pendampingan intervensi spesifik. Seperti pemberian makanan tambahan lokal (PMT Lokal) bagi balita stunting.

“Aplikasi GUS ini dimanfaatkan kader Puskesmas dan kader TPK, untuk menentukan sasaran PMT lokal dan pencatatan pelaporan hasil pendampingan, “kata Wabup Bu Min usai membuka sosialisasi pendampingan PMT lokal oleh TPK melalui aplikasi GUS di Kantor Bupati Gresik.

Dirinya menjelaskan, situasi penanggulangan stunting di Kabupaten Gresik cukup menggembirakan. Karena berdasarkan data SSGI tahun 2022 kita mencapai angka prevalensi stunting sebesar 10,7 melampaui target nasional yaitu sebesar 14 persen.

Menurutnya, program PMT lokal merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah, sekaligus rangkaian dari titik krusial dalam upaya pencegahan stunting.

“Peluncuran program PMT berbahan pangan lokal oleh pemerintah pusat dimaksudkan untuk mendorong keterlibatan berbagai pihak di tingkat kabupaten/kota. Dalam upaya penanggulangan stunting, termasuk upaya perbaikan gizi ibu dan balita, ujarnya.

 

Tidak hanya itu ujar Wabup, Pemkab Gresik mengajak ratusan anak muda mengkampanyekan bahaya stunting melalui kegiatan “Nutrisi 1.000 Hari Pertama, Untuk Remaja Prima”.

Dan hasilnya, angka stunting di Kabupaten Gresik berangsur menurun. Yang pada tahun 2021berada di angka 21 persen, lalu, turun hingga 10,6 persen di tahun 2022.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Gresik saya mengapresiasi bagi 7.778 kader kesehatan, dan 3030 Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang ikut serta berperan aktif dalam penurunan stunting di Kabupaten Gresik, “kata Bu Min.

Upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), serta penurunan Angka Stunting, juga gencar dilakukan Pemkab Gresik di wilayah Pulau Bawean yang memiliki 2 kecamatan.

Dengan menggandeng Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya, Dinas Kesehatan Pemkab Gresik melakukan Peningkatan Kapasitas Pelayanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal.

Hal ini sangat penting, lantaran penanganan dalam kondisi gawat darurat merupakan salah satu pelayanan yang membutuhkan kecepatan, ketepatan, dan kecermatan dalam pelaksanaannya untuk mencegah kematian maupun kecacatan yang dapat dialami ibu dan bayi.

“Pemerintah Kabupaten Gresik tidak pernah main-main, menyangkut kesehatan masyarakat. Saya harap penanganan kegawatdaruratan sebisa mungkin dilakukan penanganan cukup di Bawean,” tegas wabup.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik dr. Mukhibatul Khusnah mengatakan, selain menggandeng FK Unair peningkatan kapasitas pelayanan kegawatdaruratan di Pulau Bawean juga melibatkan semua ekosistem kesehatan mulai dari RSUD Umar Mas’ud, Puskesmas Tambak dan Sangkapura, hingga klinik sebagai komitmen bersama dalam pelayanan kepada masyarakat.

“Dengan kerjasama yang baik antara Pemerintah Kabupaten Gresik dengan FK Unair semacam ini, kita berharap AKI, AKB, dan prevalensi stunting di Kabupaten Gresik khususnya di Bawean bisa makin ditekan,” ujar dr. Khusnah.

Kegawatdaruratan maternal kejadian yang dapat mengancam jiwa akibat masalah kehamilan, persalinan, atau nifas. Contohnya perdarahan, atau hipertensi pada kehamilan.

Sedangkan kegawatdaruratan neonatal kejadian yang mengancam jiwa bayi baru lahir usia 0-28 hari. Kasus ini dapat berupa Asfiksia (bayi lahir sesak/tidak menangis), atau Berat Badan bayi Lahir Rendah (BBLR). (san)