Jakarta Barat – Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat kembali mencetak prestasi dalam perang melawan narkotika. Setelah sebelumnya berhasil membongkar laboratorium clandestine narkoba jenis Happy Water di sebuah apartemen di kawasan Cengkareng, kali ini petugas berhasil mengembangkan kasus tersebut hingga ke jantung distribusi jaringan.
Dalam operasi lanjutan yang dilakukan secara senyap, seorang pria berinisial AS (42) ditangkap di sebuah rumah kontrakan di wilayah Jakarta Pusat, saat tengah bersiap untuk melakukan pengiriman narkoba. AS diduga kuat berperan sebagai kurir dalam jaringan peredaran narkotika yang sama dengan kasus laboratorium Happy Water.
Penangkapan ini menjadi bukti nyata bahwa jaringan tersebut memiliki struktur distribusi yang cukup kompleks dan tersembunyi.
“Penangkapan ini merupakan hasil pengembangan terhadap jaringan narkotika yang sebelumnya kami temukan. Pelaku AS (42) diamankan bersama dengan enam paket narkoba jenis sabu yang beratnya lebih dari enam kilogram,” ungkap Kasat Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Vernal Armando S, saat dikonfirmasi pada Kamis, 19 Juni 2025.
Dari lokasi penangkapan, petugas mengamankan enam paket sabu siap edar dengan total berat mencapai 6.270 gram atau sekitar 6,2 kilogram. Temuan ini memperkuat dugaan bahwa jaringan narkotika yang tengah dibongkar tidak hanya fokus pada produksi narkoba sintetis seperti Happy Water, tetapi juga terlibat dalam distribusi narkoba konvensional seperti sabu.
Pengungkapan Berlapis: Dari Laboratorium ke Jalur Distribusi
Kasus ini bermula dari penggerebekan laboratorium rahasia narkoba di sebuah apartemen di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu. Laboratorium tersebut diduga menjadi tempat produksi narkoba jenis Happy Water, sejenis minuman pesta (party drug) yang populer di kalangan remaja dan komunitas malam. Dari penggerebekan tersebut, polisi menyita berbagai bahan kimia dan alat produksi yang diduga digunakan untuk meracik narkoba dalam bentuk cair.
Pengembangan dari laboratorium ini membuka mata penyidik terhadap skala distribusi dan jaringan yang terorganisir. Penangkapan AS menunjukkan bahwa peredaran narkoba tidak berhenti di tingkat produsen, melainkan telah menjalar ke distribusi dalam jumlah besar dengan sistem pengiriman yang dirancang rapi.
Langkah Selanjutnya: Pelacakan Jaringan Lebih Luas
Polisi kini tengah mendalami peran AS dalam jaringan tersebut dan mencoba menelusuri asal muasal sabu yang dibawanya. Tidak menutup kemungkinan, pelaku hanyalah salah satu dari sekian banyak kurir yang tersebar di berbagai titik wilayah Jabodetabek.
“Pelaku dan barang bukti saat ini telah diamankan di Polres Metro Jakarta Barat untuk dilakukan pemeriksaan dan pengembangan lebih lanjut oleh penyidik,” tambah Kompol Vernal.
Pihak kepolisian juga membuka kemungkinan akan adanya tersangka lain yang segera ditangkap, baik dari kalangan pengendali, pemasok, maupun pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi narkoba.
Ancaman Peredaran Narkoba di Jakarta: Masih Tinggi
Penangkapan ini menambah daftar panjang kasus peredaran narkoba di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sabu, yang dikenal sebagai salah satu jenis narkotika yang paling banyak disalahgunakan di Indonesia, masih menjadi komoditas utama dalam jaringan peredaran gelap.
Kepolisian menyebutkan bahwa tren distribusi narkoba kini semakin variatif, tidak hanya melalui jalur darat, tetapi juga memanfaatkan teknologi dan jasa pengiriman untuk menghindari deteksi aparat.
Dengan penangkapan AS dan barang bukti sabu senilai miliaran rupiah ini, Polres Metro Jakarta Barat berharap bisa memutus satu mata rantai penting dari sindikat yang beroperasi di wilayah ibu kota dan sekitarnya.