SIDOARJO l Lampumerah.id – Di balik megahnya pembangunan dan besarnya anggaran daerah, masih ada potret kelam pendidikan di Kabupaten Sidoarjo. Sebanyak 10.457 anak di Sidoarjo tercatat tidak bersekolah, berdasarkan data terbaru dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Foto : Pemerhati Pendidikan Sidoarjo Badrus Zaman
Angka tersebut menunjukkan bahwa ribuan anak di Kabupaten Sidoarjo masih kehilangan kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang layak, meski daerah ini memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) lebih dari Rp 6 triliun.
Data menunjukkan, Anak Tidak Sekolah (ATS) tersebar hampir di seluruh kecamatan. Tiga wilayah dengan jumlah ATS tertinggi adalah Kecamatan Taman sebanyak 1.203 anak, Kecamatan Waru dengan 1.112 anak, dan Kecamatan Sidoarjo sebanyak 964 anak.
Pemerhati pendidikan asal Sidoarjo, M. Badrus Zaman, menilai kondisi ini sebagai tamparan keras bagi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Ia menegaskan, pemerintah daerah harus segera mengambil langkah konkret untuk menyelamatkan masa depan generasi muda di daerah ini.
“Data yang dirilis Kemendikbudristek ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Jumlah 10.457 anak usia 7 hingga 18 tahun yang tidak bersekolah ini kebanyakan berasal dari keluarga ekonomi lemah,” ujar Badrus, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, kondisi tersebut sangat ironis jika dibandingkan dengan besarnya anggaran daerah dan pesatnya pembangunan infrastruktur di Sidoarjo.
“Miris memang, karena di satu sisi APBD Sidoarjo lebih dari Rp 5 triliun dengan pembangunan yang luar biasa, tapi di sisi lain ribuan anak masih belum bisa menikmati pendidikan. Ini bentuk kelalaian pemerintah dalam menyelamatkan nasib penerus bangsa,” tegasnya.
Badrus juga mendorong agar Pemkab Sidoarjo tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga memperkuat program pendidikan inklusif dan beasiswa bagi anak dari keluarga kurang mampu.
“Investasi terbaik sebuah daerah bukan pada bangunan megah, tapi pada manusianya. Jika anak-anak dibiarkan putus sekolah, Sidoarjo hanya akan tumbuh secara infrastruktur, tapi rapuh secara sosial dan sumber daya manusia,” pungkasnya.(cls)