Lamer | Jakarta – Rumah 2 warga Depok yang kena corona, sudah didatangi Menteri kesehatan, Terawan Agus Putranto.

Dua warga Depok yang kena corona, adalah MD (64) dan puterinya NT (31). Rumah mereka di Jalan Perumahan Studio Alam Indah, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

Informasi mengenai alamat rumah korban virus corona ini menyebar secara berantai di pesan Whatsapp, namun belum ada konfirmasi mengenai kebenarannya.

Rumah berwarna putih dan genteng cokelat itu terlihat biasa-biasa saja tanpa ada tanda, kalau rumah tersebut sudah diisolasi.

Rumah itu asri. Banyak pohon rindang di sekitarnya.

Terlihat tiga mobil terparkir di garasi rumah. Hanya saja pemilik rumah menyalakan lampu depan atau teras rumah. Yang berarti, di dalam tak berpenghuni.

Dua korban yang berusia 64 dan 31 tahun itu terkena virus corona, diduga usai bertemu warga Jepang, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Kemudian, karena mengalami gejala batuk dan sesak nafas, kedua korban itu pun melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok, Jawa Barat.

Adanya dua warga Depok positif virus corona, dibenarkan langsung oleh Wali Kota Depok Mohammad Idris.

Ia membenarkan dua warga Depok positif virus corona seperti disampaikan Menkes Terawan Agus Putranto.

Menurut Mohammad Idris, itu berawal dari laporan Rumah Sakit Mitra Keluarga Kota Depok.

“Setelah kami mendapat laporan dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kota Depok, terdapat dua pasien yang positif terkena Virus Corona,” ujar Idris kepada wartawan di Balai Kota Depok, Pancoran Mas, Depok, Senin (2/3/2020).

Idris memaparkan kronologis singkat dua pasien yang terdampak virus mematikan itu.

Pada tanggal 27 Februari, pasien diketahui memeriksakan kesehatannya ke RS Mitra Keluarga Depok dengan keluhan flu dan sesak napas.

“Ketika itu, kata dokter (diagnosanya) hanya sekedar bronchitis,” kata Idris.

Namun setelah pemeriksaan tersebut, pasien masih merasa tak ada perubahan dan baru teringat bahwa dirinya sempat kedatangan tamu warga negara Jepang pada 14 Februari 2020 lalu.

“Pada tanggal 29 Februari 2020 pasien tersebut balik lagi ke RS dan menceritakan soal pertemuannya dengan WN Jepang itu,” tutur Idris.

Korban sendiri dikatakan Idris bekerja sebagai pendamping dansa sehingga kerap bertemu dengan banyak orang.

Termasuk si WN Jepang yang terdeteksi di Malaysia positif terkena Corona setelah kepulangannya dari Indonesia.

Korban tersebut memutuskan kembali memeriksakan diri ke RS Mitra Keluarga Depok, setelah dirinya mengetahui bahwa WN Jepang tersebut didiagnosa positif Corona.

“Cerita detilnya seperti apa kita belum tahu tetapi memang dia kembali ke RS karena mengkhawatirkan dirinya terkena Corona,” papar Idris.

Di hari yang sama yakni 29 Februari 2020, pasien tersebut langsung dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Saat itu dan di situlah dipastikan positif terkena Corona setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dengan adanya kasus ini, Idris mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Provinsi Jawa Barat dalam hal ini Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.

“Pak Gubernur sudah memerintahkan untuk segera mengatasi hal ini. Kami juga melakukan pengecekan ke rumah pasien tapi masih kosong tidak ada orang di sana,” ujar Idris.

Idris mengatakan korban Corona tersebut tinggal di sebuah perumahan di Studio Alam, Sukmajaya, Depok.

Namun saat ini Idris mengatakan pihaknya masih terus memantau lingkungan tempat tinggal korban meski saat disambangi ke rumahnya tak ditemukan keluarga sang korban.

“Ya karena orangnya kan sudah di bawa ke RSPI, tapi kita tetap terus pantau,” papar Idris.

Sejauh ini, Idris mengatakan belum ada tindakan sterilisasi ataupun isolasi terhadap keluarga maupun penghuni yang tinggal di rumah korban.

https://www.facebook.com/idntimes/videos/1017942008606803/

Menkes Terawan ke RSPI Sulianti Saroso

Pada Senin (2/3/2020), Menkes Terawan Agus Putranto ke RSPI Sulianti Saroso, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kedatangan Menkes Terawan ke RSPI Sulianti Saroso terkait dua WNI positif virus corona dirawat di RSPI Sulianti Saroso.

Saat itu, penjelasan Menkes Terawan soal dua WNI positif virus corona ke wartawan tidak begitu detil.

“Tunggu aku sebentar ngecek semuanya dulu. Udah positif. Tapi tempatnya di mana kan aku mau ngecek,” kata Terawan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memastikan dua WNI terinfeksi virus corona usai kontak langsung dengan WN Jepang di Indonesia.

“Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun,” kata Jokowi.

“Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona,” sambung Jokowi.

Adanya ibu dan putrinya positif virus corona, dijelaskan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi.

Diakui Jokowi, dua WNI itu tersebut sempat kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia.

Warga Jepang itu terdeteksi virus corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia.

Tim Kemenkes pun melakukan penelusuran.

“Orang Jepang ke Indonesia bertamu siapa, ditelusuri dan ketemu”

“Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun,” kata Jokowi.

“Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona,” tutur Presiden.

Namun, Jokowi tidak mengungkapkan ibu dan anak itu berada di daerah mana.

Ia hanya memastikan keduanya di Indonesia.

“Di indonesia. Sudah di rumah sakit,” kata Jokowi.

Sementara, Presiden Jokowi mengimbau seluruh rakyat Indonesia terus menjaga kesehatan.

Hal itu terkait semakin mewabahnya virus corona (COVID-19) di sejumlah negara di seluruh dunia.

Presiden juga meminta seluruh rakyat menjalankan petunjuk kesehatan dari Kementerian Kesehatan serta Dinas Kesehatan, di setiap wilayah masing-masing.

“Presiden Joko Widodo juga mengimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga kesehatan.”

“Sesuai dengan petunjuk Kementerian Kesehatan serta Dinas Kesehatan di daerah masing-masing,” kata Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman dalam keterangan pers, Minggu (1/3/2020).

Presiden Jokowi, kata Fadjroel, berharap gotong royong pemerintah dan masyarakat, dapat mencegah masuknya Covid-19 ke Tanah Air.

Dengan demikian, Indonesia pun bisa melewatinya dengan baik dan seluruh masyarakatnya sehat walafiat.

“Semoga dengan gotong-royong seluruh rakyat ini bersama pemerintah, kita bersama-sama bisa mencegah Covid-19.”

“Dan Indonesia bisa melewatinya dengan baik dalam kondisi sehat wal afiat.”

“Mari berdoa dan bekerja sama sekuat tenaga untuk mencegah Covid-19,” imbuhnya.

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih dari Presiden Jokowi, terkait evakuasi kemanusian terhadap para warga negara Indonesia (WNI), yang berhasil dievakuasi dari sejumlah negara dan kapal pesiar.

“Presiden Joko Widodo mengucapkan terima kasih atas kerjasama semua pihak dalam evakuasi kemanusiaan dan gotong royong kemanusiaan.”

“Sejak dari Provinsi Hubei RRT, kemudian MV World Dream, dan MV Diamond Princess ini,” tambahnya.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan nama resmi virus korona.

WHO menamai virus yang pertama kali berkembang di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina itu dengan identitas COVID-19.

Dilansir dari CGTN, Rabu (12/2/2020), Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan dalam sebuah konferensi pers, Selasa (11/2/2020).

“Kita telah memiliki nama penting untuk wabah koronavirus ini,” ujar Tedros.

COVID-19 adalah singkatan dari coronavirus disease that was discovered in 2019.

CO adalah singkatan dari korona, VI singkatan dari Virus, D memiliki arti disease atau penyakit.

Sedangkan angka 19 mewakili tahun di mana virus ditemukan pertama kali pada 2019.

Sehingga, COVID-19 adalah penyakit virus korona yang ditemukan pada 2019.

WHO mengatakan, pemilihan nama tersebut sangat hati-hati, agar menghindari stigma negatif yang merujuk pada nama wilayah atau kelompok tertentu.

Selain itu, alasan pemilihan nama COVID-19 juga karena mudah dilafalkan.

“Kami harus menemukan nama yang tidak merujuk pada lokasi geografi, binatang, atau individual, atau kelompok tertentu,” jelas Tedroz seperti dikutip dari NBC News.

Nama resmi diumumkan setelah hampir dua bulan COVID-19 merenggut nyawa lebih dari 1.000 orang, melampaui virus Sars pada 2002-2003.

Tercatat dari laporan Komisi Kesehatan Nasional Cina, Rabu (12/2/2020), ada 1.017 orang meninggal dunia dan 42.708 orang positif virus COVID-19.

Sementara, WHO mengakui kemampuan laboratorium di Indonesia dalam memeriksa dugaan virus corona.

Indonesia adalah salah satu negara yang masih bersih dari wabah virus tersebut.

Namun, pihak WHO melalui Dr Vinor Kumar Bura yang merupakan Medical Officer at WHO, tetap mengingatkan Indonesia untuk tetap bersiap mewaspadai penyebaran virus corona .

“Indonesia adalah negara yang besar, kita harus bersiap.”

“Jadi saya pikir (langkah selanjutnya) untuk mempersiapkan hal ini,“ kata Vinor saat ditemui di Balitbangkes, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).

WHO juga mengingatkan pentingnya kesadaran dari seluruh masyarakat terhadap virus yang telah menyebabkan 1.013 orang meninggal dunia itu.

“Semua pihak harus punya kesadaran, masyarakat juga harus sadar, dan semua fasilitas juga berfungsi,” saran Vinor.

Pemantauan terhadap viru corona juga terus dilakukan penuh oleh pihak WHO, mengingat virus ini belum ada obat dan vaksinnya.

“Ini kan penyakit baru, dan ini baru kurang lebih sebulan.”

“Kita terus memonitor penyakit ini, bagaimana perkembangan penyakit ini, dan memastikan persiapan sudah dengan level tertinggi,” tutur Vinor.

Untuk memastikan ketersediaan alat di Balitbangkes, Vinor pun langsung mendatangi tempat pemeriksaan spesimen virus corona di Indonesia.

Juga, di Badan Penelitan dan Pengembangan Kesahatan (Balitbangkes) di kawasan Jatinegara, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Setelah mendapat penjelasan dari Kepala Balitbangkes Siswatno dan masuk langsung ke dalam laboratorium penelitian, Vinor memastikan kemampuan alat-alat deteksi virus corona di Indonesia.

“Kami bisa mengonfirmasi bahwa Indonesia punya kit atau peralatan untuk mendeteksi novel coronavirus,” cetus Vinor.

Sudah ada 64 spesimen yang diperiksa oleh Badan Penelitan dan Pengembangan Kesahatan (Balitbangkes).

Kepala Balitbangkes Siswanto menyebutkan, hasilnya 62 spesimen dipastikan negatif virus corona dan sisanya dalam pemeriskaan.

“62 negatif dan dua lagi masih dalam tahap pemeriksaan,” kata Siswanto saat ditemui di Balitbangkes, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).

Siswanto menjelaskan, proses penelitian spesimen dimulai dengan pengambilan spesimen berupa swab lendir pasien dari hidung atau tenggorokan.

Kemudian, masuk ke proses penelitian di laboratorium dengan sequencing dan Polymerase Chain Reaction (PCR).

“Dalam proses ini saya yakin apa yang sudah dilakukan itu tepat.”

“Jadi kalaupun negatif, bukan berarti dianggap enggak mampu. Enggak betul itu,” terang Siswanto.

64 spesimen tersebut berasal dari 16 provinsi di Indonesia dengan rincian:

DKI Jakarta 14 kasus

Bali 11 kasus

Jawa Tengah 7 kasus

Jawa Barat 6 kasus

Jawa Timur 6 kasus

Banten 6 kasus

Sulawesi Utara 4 kasus

Yogyakarta 3 kasus

Kalimantan Timur 2 kasus

Jambi 1 kasus

Papua Barat 1 kasus

NTB 1 kasus

Kepulaian Riau 1 kasus

Bengkulu 1 kasus

Kalimantan barat 1 kasus

Sulawesi utara 1 kasus. (*)