Foto: Istimewa
Gus Yani mengawali revitalisasi kawasan Wisata Heritage dengan mengecat bangunan kuno milik warga setempat.
GRESIK | lampumerah.id – Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani bakal membangun destinasi Wisata Heritage di kawasan Kampung Arab, Pecinan, Melayu, Kolonial dan Pribumi yang biasa disebut Kota Lama Gresik atau dikenal juga dengan Kota Bandar Grissee.
Sejumlah bangunan kuno yang dibangun sejak abad ke-14 yang luasnya sekitar 60 hektar bakal disulap menjadi icon destinasi wisata toleransi satu-satunya di Indonesia.
Ada tiga kampung lawas, yang sudah dalam proses revitalisasi dari anggaran APBN sebesar Rp47 miliar. Kampung Kemasan atau Pribumi, Kampung Pecinan dan Kampung Arab. Dari tiga kampung etnis tersebut, ada tujuh jalan yang sedang dalam proses revitalisasi, yaitu Jalan Kramatlangon, Jalan Malik Ibrahim, Jalan Agus Salim, Jalan KH Zubair, Jalan Basuki Rahmat, Jalan AKS Tubun, dan Jalan Setia Budi.
Pembangunan kawasan ini akan disesuaikan dengan ciri khasnya masing-masing. Di Kawasan Kampung Pribumi misalnya, semua infrastruktur akan dibuat dengan konsep kolonial. Di Kampung Arab juga akan dibangun seperti nuansa di Saudi Arabia. Begitu juga di kawasan Kampung Pecinan seperti nuansa negeri tirai bambu.
Gus Yani, sapaan akrab Bupati Gresik, mengatakan, Gresik memiliki peradaban multi etnis yang tidak dimiliki wilayah manapun. Bahkan Gresik satu-satunya kabupaten yang memiliki sejarah multi etnis, sehingga melahirkan banyak keberagaman.
“Gresik adalah etalase toleransi multi etnis, multi ras dan multi agama yang tidak dimiliki daerah lain. Karena sejarah tidak bisa diputar lagi, tetapi bisa jadi pelajaran berharga dengan membangunnya kembali. Sehingga bisa menghidupkan ekonomi kreatif,” kata Gus Yani saat membagikan cat tembok di Kampung Pecinan.
Menantu KH Agus Ali Masyhuri ini menegaskan, meski ini adalah program pemerintah terdahulu tetapi selama manfaat bagi warga dan demi kemajuan Gresik, dirinya akan melanjutkan dan mewujudkannya.
“Jika punya rumah di sini monggo biar tumbuh ekonomi kreatif, ini untuk usaha njenengan. Ekonomi kreatif bukan hanya diomong tapi dipraktekkan. Dengan seperti ini maka akan sama-sama saling menjaga dengan harapan menjadi ekonomi berkelanjutan. Ini adalah kolaborasi pemerintah, warga dan industri. Ini juga suatu komitmen terkait CSR,” urainya.
Bupati juga meminta, pemerintah desa juga harus ikut andil bila perlu anggarannya juga dikeluarkan, agar saling merasa memiliki.
“Di sini ada banyak etnis berkumpul jadi satu. Ada kampung kolonial, pecinan, arab melayu. Dan ini adalah sejarah yang merupakan simbol identitas Gresik,” tegasnya.
Kepala Dinas Cipta Karya Perumahan dan Kawasan Permukiman Pemkab Gresik, Ida Lailatus Sa’diyah mengatakan, penataan tempat wisata ini sekaligus untuk mempromosikan Gresik sebagai Kota Bandar.
“Ini merupakan Wisata Heritage dari beberapa etnis di Kabupaten Gresik, sekaligus penataan promosi Gresik Kota Bandar yang sejak abad 17 Pelabuhan Gresik menjadi tempat transit rempah-rempah,” ujar Ida
Dia menjelaskan, tujuh ruas jalan di kawasan wisata ini mulai direvitalisasi mulai Februari secara bertahap dan ditargetkan selesai pada tahun ini.
“Sedangkan untuk anggaran APBD penataan kawasan tematik di tahun 2021 sudah terealisasi di Kampung Pecinan, dan masih ada tahap lanjutan juga di Kampung Pecinan, Kampung Kolonial Kelurahan Bedilan, dan Kampung Pribumi atau Peranakan Kelurahan Pekelingan di APBD tahun 2022 ini,” jelas dia.
Ida menambahkan, ke depan akan terus dilakukan sejumlah perbaikan lainnya, seperti menjadikan area bebas kabel di wisata heritage. Selain itu, saat proses revitalisasi drainase juga akan dilakukan rekayasa lalu lintas, sehingga masyarakat dan pengendara tidak terganggu dengan pembangunan destinasi wisata ini. (san)