Sidoarjo l Lampumerah.id – Penghargaan sebagai kabupaten perintis terwujudnya karya novel Ceris (Cerita Islami) di Provinsi Jatim diperoleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.
Penghargaan tersebut dianugerahkan dalam acara Launching 10 ribu penulis pemula karya novel Ceris (Cerita Islami). Dan 78 karya Ceris siswa dan guru PAI SMA/SMK Jawa Timur di Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Kamis (08/04/21).
Wakil Bupati Sidoarjo H. Subandi mengucapkan terimakasih atas apresiasi yang diberikan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jatim kepada Kabupaten Sidoarjo. Pemkab Sidoarjo akan terus mendorong budaya literasi yang digalakkan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jatim melalui program semacam ini. Menurutnya launching 10 ribu penulis pemula karya novel Ceris akan menumbuhkan minat pelajar dalam dunia tulis menulis. Apalagi ditengah pandemi Covid-19 saat ini pelajar diharapkan terus berkarya.
“Saya harapkan tetap berkarya, mulai SD sampai SMA tetap berkarya tulis menulis,”ucapnya, Kamis (08/04/21).
Wabup H. Subandi juga menyampaikan pengembangan budaya literasi harus dipupuk sejak usia dini. Hal tersebut dapat dimulai dari lingkungan keluarga. Ketersediaan bahan bacaan yang bermutu dan terjangkau, akan mendorong kebiasaan membaca dan menulis. Melalui kegiatan semacam ini dirinya yakin budaya literasi akan terus meningkat meski ditengah pandemi yang melanda.
“Jangan sampai adanya pandemi ini kita tertinggal dalam literasi, karya-karya tulis anak-anak saya harapkan tetap eksis,”ucapnya.
Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jatim H. Ahmad Zayadi mengatakan program 10 ribu penulis pemula karya novel Ceris berawal dari kondisi pelajar dimasa pandemi Covid-19. Kegiatan pembelajaran yang tidak bisa dilakukan secara tatap muka dimasa pandemi menghambat pembelajaran agama. Pasalnya menurutnya mengajarkan pendidikan agama bukan hanya mengajarkan agama saja. Tetapi juga mendidik siswa berprilaku sesuai agama, membiasakan kebiasaan agama serta serta merawat tradisi keagamaan. Menurutnya kalau pembelajaran itu dilakukan secara virtual, pesan-pesan tersebut tidak dapat disampaikan.
“Maka kita mengambil inisiasi untuk bagaimana pembelajaran berbasis literasi, dengan literasi diperkaya dengan cerita-cerita, kisah-kisah yang luar biasa, literasi yang kita manfaatkan adalah cerita-cerita Islami, kenapa, karena kontennya adalah pendidikan agama Islam,”ujarnya.
Dikatakannya juga pembelajaran berbasis literasi mendapat respon yang luar biasa dari guru maupun pelajar. Perubahan budaya yang semula budaya dengar, naik menjadi budaya menulis. Dalam beberapa bulan ini sudah terbit 78 karya tulis Ceris. Bukan hanya karya dari guru PAI, namun juga karya dari siswa siswi sekolah.
“Ini sesuatu yang sangat luar biasa, ini karya siswa semua, karya anak-anak kita,”ucapnya sambil menunjuk buku-buku hasil karya pelajar yang dipamerkan dalam launching tersebut.