Oleh: Djono W. Oesman
Pembunuh Rian, menghebohkan. Sampai, Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid berpendapat, Rian layak dihukum mati. Tapi, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, sebaliknya. Karena usia Rian 21. Tapi membunuh 2 wanita dalam dua pekan.
Jazilul Fawaid yang juga Waketum PKB menilai, Rian sangat kejam. “Kami hormati proses hukum. Kami setuju ancaman hukuman mati diberikan kepada pembunuh berencana, berantai dan keji, yang korbannya perempuan,” kata Jazilul kepada wartawan, Sabtu (13/3/2021).
Menurutnya, membunuh satu nyawa tidak berdosa, sama nilainya membunuh semua manusia. Hukumnya, neraka jahanam
Meski, ia menyerahkan keputusan itu kepada pengadilan. “Pengadilan yang nanti membuktikan dan menjatuhkan putusan yang adil,” ucapnya.
Sebaliknya, Choirul Anam, berpendapat, hukuman mati bukan jawaban tindak kejahatan. “Masih banyak jalan lain, hukuman paling berat,” katanya.
Apa yang dilakukan Rian?
Muhamad Rian, tinggal di Bojong Gede, Bogor, Jabar. Sehari-hari ia jualan aneka barang via online.
25 Februari 2021 ia membunuh gadis siswi SMA asal Cibungbulang, Bogor, inisial DP, usia 17 tahun.
Mereka kenal via Facebook, beberapa hari sebelumnya. Lalu Rian mengajak DP ketemu. Setelah ketemu, DP diajak ke hotel di kawasan puncak.
Mayatnya dimampatkan dalam tas pendaki gunung. Lalu dibuang di tempat sepi di Jalan Raya Cilebut, Bogor.
Dua pekan kemudian, Rian melakukan hal yang sama kepada janda inisial EL (23). Hotel tempat pembunuhan, sama. Modus sama. Mayat EL dimampatkan, masuk tas yang sama, dibuang di Pasir Angin, Bogor.
Polisi sempat kesulitan mmemburu Rian. Lokasi Rian berpindah-pindah. Indramayu, Cirebon, Jakarta, tertangkap di Depok. Dites urine, ternyata positif narkoba.
Rian ditangkap Rabu (10/3/21). Pembunuhan berantai terungkap dari hasil interogasi. Kapolresta Bogor Kota, Kombes Susatyo Purnomo Condro. mengatakan, “Masih kami dalami, apakah korban hanya dua, atau ada yang lain.”
Susatyo menjelaskan modus. Rian berkenalan dengan cewek via Facebook Kemudian Rian mengajak ketemu. Setelah ketemu, diajak ke hotel di Puncak. Berhubungan seks, kemudian Rian membunuh. Harta korban diambil.
Diduga, Rian Akan Membunuh Lagi
Itu kesimpulan penyidik pemeriksa tersangka. Menurut Susatyo, berdasarkan temuan bukti, ada kemungkinan pelaku berencana membunuh lagi, setelah membunuh dua perempuan itu.
Dari hasil penyidikan, “Ada kemungkinan pelaku akan mengulangi perbuatan ketiga, dan seterusnya,” bebernya. Tapi tidak dirinci. Tidak diungkap detil. Sebab, itu bagian dari penyidikan perkara.
Kasus ini diwarnai masalah psikologi. Sebab, beredar video saat Rian ditanya polisi. Rian mengatakan, membunuh karena benci perempuan. Videonya viral.
Itu menimbulkan dugaan masalah psikologi. Seolah-olah, Rian punya latar belakang psikologi menyimpang. Seperti pembunuh wanita berantai terkenal Ted Bundy (Theodore Robert Bundy) di Amerika.
Bundy terbukti, dan mengakui, membunuh 30 wanita pada tahun 1970-an di sana. Meskipun, polisi memperkirakan korban Bundy lebih dari 100 wanita. Terkaitnya banyaknya wanita hilang, dan tak terungkap.
Sangat beda, Rian dengan Bundy. Rian baru membunuh dua, kata polisi, berencana akan tiga. Bundy sudah puluhan, bahkan diduga ratusan wanita.
Beda paling mencolok: Motif. Bundy tidak memburu properti milik korban. Asli, hanya ingin membunuh wanita. Tidak mengambil hartanya. Sebagian dari korbannya diperkosa.
Dikutip dari FBI’s File of Ted Bundy, Pengacara Bundy, John Henry Browne, menceritakan: Bundy membunuh karena sakit jiwa. Bundy justru bahagia diuuluki sebagai pembunuh berantai.
Dikisahkan, suatu hari: “Ted tahu dia sedang diikuti polisi, suatu hari di Seattle. Tapi, ia tidak bisa ditangkap, karena tidak ada bukti. Ted gembira mengecoh polisi,” kenang Browne.
Menurutnya, Ted menikmati perhatian polisi dan publik padanya. Akibat liputan pers. Ted begitu bahagia mengetahui polisi menguntitnya kemana-mana.
“Itu menjadi lucu, karena Ted akan mengolok-olok mereka. Misalnya, suatu hari ia membuatkan kue untuk polisi. Di waktu lain, ia membelikan kopi dan mengantarkan sendiri ke kendaraan polisi pengintai,” kata Browne.
‘Ketika saya pertama kali bertemu Ted, strategi saya adalah meminimalkan kepercayaan publik bahwa dia adalah’ Ted, ” kata Browne. “Ted adalah yang terburuk, dari yang terburuk.”
“Ted adalah satu-satunya orang dalam 40 tahun karir saya sebagai pengacara, yang menurut saya dia terlahir jahat,” kata Browne kepada Fox News dalam suatu wawancara.
‘Ini benar-benar satu-satunya orang, setelah mewakili ribuan klien dalam 40 tahun karir saya,’ lanjutnya.
‘Aku tidak ingin percaya orang terlahir jahat, tapi aku sampai pada kesimpulan bahwa Ted adalah … Dia memiliki energi tentang dirinya yang jelas-jelas menipu, sangat sosiopat.’
Bundy dieksekusi mati di kursi listrik, pada 24 Januari 1989 sekitar pukul 07.00 di Florida State Prison. Saat eksekusi itu, di luar penjara, banyak warga yang bersorak gembira. Beberapa menyulut kembang api.
Sedangkan, Rian, menurut hasil interogasi polisi, sudah yatim sejak balita. Ia dibesarkan ibunya. “Katanya, waktu kecil sering dipukuli ibunya,” jelas penyidik.
Penyidik menyatakan, mendalami pengakuan tersangka. (*)