GRESIK | lampumerah.id – Warga Desa Pandanan Kecamatan Duduksampeyan kini boleh berbangga hati. Pasalnya, mereka sekarang telah memiliki sarana wisata moderen yaitu Kafe Rest Area Nol Kilometer.
Saking pentingnya tempat tersebut, peresmiannya dilakukan Asisten I Sekda Gresik, Suyono, didampingi Camat Duduksampeyan Dedy Hartadi dan Kepala Desa Pandanan, Suryadi.
Menurut Kades Pandanan, Suryadi menjelaskan, ide awal membangun kafe Rest Area Nol Kilometer sebagai tanda bagi pengendara yang melintas mengetahui batas antara Kabupaten Gresik dengan Kabupaten Lamongan.
Nantinya, kafe ini dikelola PKK dan karang taruna sedangkan Pemdes Pandanan mengelola anggaran yang didapat untuk memberdayakan masyarakat yang dapat menghasilkan pemasukan. Keuntungan yang didapat nanti bisa digunakan untuk kegiatan lain,” kata Suryadi.
Nantinya, Kafe Rest Area Nol Kilometer iakan dikembangkan lagi dengan bangunan baru di sebelahnya agar lebih ramai.
“Untuk semakin meramaikan kafe, nantinya akan kita lengkapi dengan videotron,” tambah kades.
Camat Duduksampeyan Dedy Hartadi, mengapresiasi inovasi yang dilakukan Pemdes Pandanan yang dinilai jeli dalam memanfaatkan lahan strategis di perbatasan Gresik dan Lamongan.
“Ini sangat luar biasa, karena mampu memberdayakan masyarakat karena dikelola PKK dan karang taruna. Ini merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi antara pemdes dan lembaga desa,” ucap Dedy.
Dedy melanjutkan, kafe Rest Area Nol Kilometer bisa menyerap tenaga kerja lokal sehingga keberadaannya turut membantu pemerintah dalam menurunkan kemiskinan ekstrem.
“Kafe Rest Area Nol Kilometer ini sangat tepat sebagai tempat bersantai sambil ngopi dan menikmati kuliner. Viewnya juga bagus dan instagramable, apalagi di belakang kafe ada rel kereta api jurusan Surabaya – Semarang – Jakarta.. Semoga ke depan makin berkembang,” harap Dedy.
Sementara Asisten I Sekda Gresik, Suyono, mengaku, selama bertugas sebagai pejabat di Pemkab Gresik dirinya telah melakukan perjalanan di hampir seluruh desa dan kecamatan di Kabupaten Gresik termasuk di Pulau Bawean. Tapi kafe Rest Area Nol Kilometer ini disebut sebagai terobosan yang bagus.
“Lokasi kafenya berada di jalan nasional yang memiliki arus lalu lintas padat. Cocok sebagai tempat rehat, bagi pengendara yang melakukan perjalanan jauh. Sekedar saran, kalau nanti ada pengembangan dan penambahan ruang bisa juga disediakan kursi pijat untuk relaksasi bagi pengendara agar kembali bugar,” ujar Suyono.
Rest Area Nol Kilometer ini berdiri di atas tambak aset desa. Bangunannya terdiri dari dua bangunan utama. Di sebelah timur dibuat dengan nuansa tradisional berbahan kayu dan bambu. Sementara di sebelah barat, dirancang dengan bentuk modern yang mengusung konsep minimalis berbahan logam.
Selain dua bangunan utama, ada 5 gazebo,, dua di antaranya berdiri di antara bangunan utama, sedang 3 gazebo lagi berjajar di sebelah barat. Sebagai pemanis ada sebuah perahu yang disandarkan di dekat jembatan yang menjadi penghubung antara jalan menuju kafe. Keberadaan perahu ini semakin menambah kesan eksotik.
Pengunjung juga dimanjakan dengan berbagai macam minuman hangat maupun dingin mulai teh, kopi, jeruk, susu, sinom serta aneka macam jus buah segar seperti alpukat, jambu, mangga, melon, tomat, wortel dan buah naga,
Untuk menu makanan, disajikan masakan seperti sambal wader, wader crispy, wader saus lada hitam, tumis wader, kelo kuning bandeng, kelo kuning kutuk, kelo kuning manyung, kotokan manyung dan kotokan pe, ketan bubuk dele, dan lain sebagainya. (san)