Lamer | Jakarta – Dari 16 tersangka tawuran yang ditahan di Mapolres Jakarta Barat, adalah SWD (18). Kakinya ditembak polisi, karena melawan. Saat masuk sel, dia digendong teman sesama tersangka.
Ternyata, ibunda SWD yang sudah dikabari polisi, melihat anaknya saat masuk sel. Betis kanan SWD diperban, karena ditembak polisi.
Ibunda SWD menangis. Menyebut asma Allah.
“Ya Allah, Masya Allah, ya Allah,” kata ibunda SWD saat melihat putranya digelandang ke dalam sel di Polres Metro Jakarta Barat, Rabu, (15/1/2020).
Ibunda SWD meneteskan air mata saat anaknya melewatinya sambil dikawal aparat bersenjata.
Di dalam gendongan temannya, SWD hanya memberikan kode kepada ibunya.
Ia hanya menganggukan kepala dan menenangkan ibunya yang menangis.
“Gak apa-apa, gak apa-apa,” katanya sambil anggukan kepala ke arah ibunya.
Bacok Musuh Hingga Perut Robek
Saat diamankan Selasa (14/1/2020) malam, SWD sempat melawan sehingga harus dilumpuhkan polisi dengan tembakan peluru tajam.
“Saat diamankan dari 16 tersangka, 3 orang melawan sehingga diberikan tindakan terukur oleh aparat,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Audie S Latuheru saat konferensi pers di kawasan Palmerah, Rabu (15/1/2020).
Ke-16 tersangka tersebut langsung menggelar rekontruksi tawuran di kawasan Polres Metro Jakarta Barat.
Peran SWD sendiri dalam tawuran tersebut ikut membacok duelnya sampai alami luka serius di bahu kiri.
Dalam rekontruksi, SWD terlihat memegang celurit dan maju membacok HIR (21) hingga perutnya robek. Tersangka SWD merupakan pelaku pertama yang membacok korban.
Usai rekontruksi, tersangka yang alami luka tembak pun digiring polisi untuk ke sel. Mereka digendong sesama temannya saat menuju sel tahanan.
Itu adalah para pelaku tawuran di Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Penangkapan mereka dilakukan tim Gabungan dari Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Barat bersama Unit Reskrim Polsek Tanjung Duren.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi mengatakan penangkapan dipimpin Kanit Krimum Iptu Dimitri mahendra dengan didampingi Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren AKP Mubarok telah berhasil menangkap 16 pelaku tawuran.
“Kita tangkap 16 pelaku tawuran, 3 diantaranya dilumpuhkan petugas karena berusaha melawan petugas,” ujar Arsya, Rabu (15/01/2020).
Kanit Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat Iptu Dimitri Mahendra mengatakan selain menangkap 16 pelaku tawuran, aparat juga berhasil mengamankan barang bukti senjata tajam.
“Dari penangkapan terhadap para pelaku tersebut kami berhasil mengamankan sebilah celurit yang digunakan untuk melukai korban”, ujarnya.
Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dilakukan oleh Tim Gabungan Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat bersama Unit Reskrim Polsek Tanjung Duren Selasa (14/1/2020) malam.
Akibat kejadian tersebut Hadi Iqbal Ramdani (21) warga Kampung Sukamulya Grogol Petamburan, Jakarta Barat mengalami luka bacok robek perut sebelah kanan yang diduga akibat sabetan senjata tajam jenis celurit.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Mengatakan kejadian tersebut terjadi pada minggu dini hari sekira pukul 02.00 WIB.
Tawuran tersebut melibatkan antara pemuda Borobudur dengan Pemuda Kebon Pisang Jelambar Jakarta Barat.
“Saat ini Kami Telah Membentuk Tim Gabungan Baik Dari Polres Metro Jakarta Barat Maupun dari Unit Reskrim Polsek Tanjung Duren untuk Mengungkap Pelaku Penyerangan tersebut”, ujar Kompol Teuku Arsya saat dikonfirmasi, Rabu (14/1/2020).
“Dari hasil olah tempat kejadian perkara kami mengumpulkan bukti-bukti baik dari rekaman CCTV maupun mencari saksi saksi di sekitar lokasi kejadian untuk menggali informasi yang lebih detail lagi,” ujar Arsya.
Bukan hanya itu saja, kata Arsya saat ini polisi tengah melakukan penyisiran pencarian dan penggeledahan terhadap rumah para pelaku tawuran.
Sebelumnya diberitakan, tawuran yang terjadi di Jalan Sunter Kangkungan, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (24/112019) lalu, mengakibatkan Herly Santoso (24) menghembuskan nafas terakhirnya.
Tawuran yang berawal dari percakapan di grup WhatsApp itu diketahui dilakukan bukan karena saling benci, melainkan hiburan semata bagi kedua anggota geng motor.
Kenyataan itu membuat Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi miris.
Hal ini menjadi bukti WhatsApp bisa disalahgunakan untuk berbuat sesuatu yang negatif.
“WhatsApp kan memang menjadi media komunikasi yang efektif ya, tapi bisa untuk hal positif, bisa untuk hal negatif,” kata Kak Seto, (4/12).
Hal tersebut juga dianggap Kak Seto tidak terlepas dari naluri anak muda. Mereka ingin menyalurkan rasa kebersamaan dalam sebuah wadah meski ternyata salah sasaran.
“Bahwa remaja itu saling bersama memang naluri remaja di seluruh dunia, naluri remaja memang begitu,” kata dia.
Tidak hanya itu, Kak Seto juga menyoroti salah satu penyebab tawuran dijadikan sebagai hiburan karena padatnya jam pelajaran.
“Anak zaman sekarang sekolah bawa koper, buku seabrek abrek. Pulang-pulang masih banyak PR. Akhirnya, teler. Akhirnya meledak,” kata Kak Seto.
Kak Seto berharap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mampu mengubah kurikulum yang ada. Sehingga anak-anak tidak terlalu dibebani dengan materi pembelajaran.
“Nah ini yang saya harapkan idenya Mas Menteri baru. Pokoknya gaya (kurikulum) milenial,” ucap Kak Seto.
Adapun dalam aksi tawuran tersebut melibatkan dua geng motor yakni VDM (Vademangan) dan Sunter Kangkungan. Dua orang tersangka yakni MFAP (16) dan MFF (14) ditangkap.
Sebelumnya diberitakan, insiden tawuran antar warga kerap mewarai sekitaran kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.
Baru-baru ini, insiden tersebut kembali pecah hingga kembali menimbulkan korban luka.
Tak kunjung usai, perkelahian antarkelompok warga itu pun bagaikan kegiatan yang telah menjadi tradisi yang tak diinginkan oleh banyak pihak.
Berbagai macam pemicu menjadi dasar terjadinya tawuran seperti, saling ejek antar kelompok, ekonomi, hingga ajang balas dendam.
Tentu hal ini menjadi permasalahan bersama dalam mencari upaya penanggulangan baik itu dari Pemerintah Kota (Pemkot), aparat keamanan Polisi – TNI, maupun masayarakat.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Andi Sinjaya Ghalib mengatakan, pihaknya bersama stakeholder lain bakal membuat pos gabungan di sekitaran Manggarai, Jakarta Selatan.
“Nanti kita ajak seluruhnya, dari Kamtibnas, Polres, Polsek, TNI dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama menjaga,” ucap Andi saat ditemui di Lobi Utama Polres Metro Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Rabu (30/10/2019).
Selain pengadaan pos peggabungan, upaya lain juga dilakukan pihak kepolisian dengan merencanakan membentuk satuan petugas (satgas) anti tawuran yang juga diisi oleh bebragai staekholder terkait.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Polisi Bastoni Purnama mengatakan, tujuan dari pembentukan satgas ini upaya dari mediator dalam mengatasi tawuran yang kerap terjadi ini.
“Satgas Anti Tawuran tujuannya sebagai mediator untuk meredam atau mendinginkan masing-masing warga yang sering melakukan tawuran,” ucap Bastoni, saat melangsungkan musyawarah di sekitar kawasan Terminal Manggarai, Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (29/10/2019) malam.
Musyawarah antar tokoh masyarakat dan dua kelompok warga juga menjadi upaya dilakukan dalam mendamaikan kelompok yang kerap bertikai di tempat keramaian itu.
“Kami akan adakan potong tumpeng, doa, makan bersama, lalu bikin pernyataan damai,” ujarnya.
Kawasan sekitaran Manggarai, Jakarta Selatan kerap menjadi tempat kerap terjadinya insiden tawuran antar warga Menteng Tenggulung, Jakarta Pusat dengan Manggarai, Jakarta Selatan.
Seperti yang baru terjadi pada, Selasa (29/10/2019) malam ditengah arus lalu lintas dipadati aktifitas kendaraan.
Akibatnya banyak masyarakat harus terpapar ditengah jalan dikarenakan arus lalu lintas yang tersendat.
Bahkan, insiden tawuran yang kerap terjadi itu meninggalkan korban luka dan jiwa. (*)