Viral, Petisi Copot Anies Baswedan

Lamer | Jakarta – Petisi: Copot Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, jadi viral media sosial. Itu sejak publik melihat kinerja Anies Baswedan atasi banjir.

Petisi copot Anies ada di situs change.org.

Awalnya, petisi tersebut telah dibuat sejak 2018, tetapi diramaikan kembali oleh warganet setelah kejadian banjir di awal 2020 ini.

Petisi tersebut ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri Dalam Negeri. Publik meminta agar Anies dicopot dari jabatannya sebagai gubernur.

Hingga Kamis (2/1/2020) sore, petisi tersebut telah ditandatangani oleh lebih dari 180.000 orang dari target 200.000 tanda tangan.

Pembuat petisi tersebut, yakni akun Opini Kamu memberikan beberapa alasan kenapa Anies harus segera melepaskan jabatannya.

Anies dinilai gagal menangani sejumlah persoalan di DKI Jakarta.

Ternyata, tidak hanya banjir yang menjadi penyebab tuntutan, melainkan beberapa persoalan lain.

Seperti APBD DKI Jakarta, gaji Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang tidak wajar. Anggaran lem aibon Rp 83 miliar, dan lain-lain.

“Mulai membengkaknya APBD DKI Jakarta 2018, gaji TGUPP yang tembus 70-an orang dengan biaya gaji puluhan juta rupiah per kepala per orang, banjir muncul kembali, diskotik yang ditutup buka kembali, sampah menumpuk di mana-mana, pohon plastik, PKL yang merajalela mengambil badan trotoar, naiknya NJOP.

Juga: “Susahnya mendapat layanan publik dan kesehatan, rusunawa yang tidak terurus, trotoar Senayan yang tidak kunjung selesai dan yang terakhir adalah tiang bendera peserta ASIAN GAMES 2018 yang hanya ditopang bambu kecil yang dibelah,” tulis petisi itu.

“Sudah saatnya Presiden Joko Widodo dan Menteri Dalam Negeri memanggil dan MENCOPOT Anies Baswedan dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta! Jangan ditunda lagi!”

Beberapa peserta petisi kemudian memberikan komentar setelah menandatangani petisi.

“Jakarta perlu pemimpin baru. Bukan hanya pandai bicara tapi kerja keras untuk membangun masyarakat yang berkompeten,” tulis akun Benny Benny.

“Saya menandatangani petisi ini karena saya peduli dengan kota Jakarta yang kali-kalinya mulai kotor, banyak sampah,” tulis akun Susi Christine Muksin Tedja.

“Lebih cocok menjadi Akademisi, daripada Politikus maupun Birokrat,” tulis akun Charles Edward Tumbel.

Tanggapan Anies Baswedan soal Pencopotan Dirinya pada Mei 2019

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya sempat menanggapi kritik pencoptan terhadap dirinya pada Mei 2019 silam.

Anies Baswedan waktu itu mengatakan dirinya tidak pernah menangkap orang yang melontarkan kritik kepadanya.

Hal itu diutarakan Anies saat menghadiri acara di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu petang, (26/5/2019).

“Saya ga pernah menangkap orang yang mengkritik saya, sama sekali,” kata Anies.

Pernyataan Anies tersebut keluar saat ditanya soal adanya petisi yang meminta Presiden Jokowi dan Mendagri mencopotnya sebagai gubernur.

Anies mengatakan bahwa petisi tersebut muncul 2 bulan lalu.

Menurutnya setiap orang berhak menyuarakan pendapatnya.

“Setiap warga negara berhak menyampaikan pandangannya, tidak ada larangan sama sekali,” kata Anies Baswedan.

Menurutnya tidak ada larangan di Indonesia untuk menyampaikan pendapat atau pandangan suatu permasalahan.

Sehingga seorang pejabat publik, harus siap dikritik bahkan dicaci.

“Harus mau dikritik harus bahkan dicaci makipun harus biasa-biasa saja,” katanya.

Menurut Anies bila berada di wilayah publik, maka seorang pejabat tidak boleh hanya ingin dipuji saja.

Melainkan harus siap dikritik dan dicaci.

“Diminta turun-naik (jabatan), karena itu prinsipnya sama. Dicaci tidak tumbang, dipuji tidak terbang,” katanya.

Seorang pejabat publik juga menurut Anies harus siap menjadi almat keluh kesah warga.

Ia bahkan telah menuliskan di akun twiterrnya itu sebelum menjadi pejabat publik seperti sekrang ini.oleh karena itu, ia bersikap biasa saja bila ada petisi menginginkanya dicopot.

“Karena itu kalau ada yang mengkritik engga usah ditangkap. saya engga pernah menangkap orang yang mengkritik saya. sama sekali tidak,” pungkasnya.

Cuitan Sutopo Lama soal Banjir Kembali Viral

Kini warganet ramai membahas kejadian tersebut dan membuat tagar #Banjir menjadi trending topic di media sosial Twitter sejak Rabu (1/1/2020).

Publik menyinggung nama Mantan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho (almarhum).

Hal ini bermula dari pernyataan pegiat media sosial Dede Budhyarto di akun Twitter pribadinya, @kangdede78, Kamis (2/1/2019).

Dede Budhyarto menyebut Sutopo sudah memprediksi terjadinya banjir di Jakarta.

“Walaupun ini mungkin hanya kebetulan semata, namun semua pengguna Medsos tahu sosok Alm. @Sutopo_PN, beliau sudah memprediksi #banjir2020

Pesan baik dari almarhum untuk pemangku kepentingan di Pemprov @DKIJakarta & @aniesbaswedan,” tulis akun @kangdede78 pada Kamis (2/1/2020).

Cuitan tersebut kemudian mendapat banyak tanggapan, yakni lebih dari 300 retweet dan lebih dari 500 likes sampai Kamis (2/1/2020) siang.

Akun tersebut juga mengunggah cuitan lama Sutopo dalam akun @Sutopo_PN yang membahas banjir.

Sejumlah warganet kemudian membalas unggahan tersebut.

Rata-rata mereka menyayangkan kepergian Sutopo yang begitu cepat akibat penyakit kanker paru-paru.

Cuitan warganet yang mengenang Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (2/1/2020). (Capture Twitter)

“Beliau pejabat Badan Penanggulangan Bencana, bagian Humas lagi yang notabene menguasai semua informasi. Jadi beliau lebih dalam analisa teknisnya. Dan yang pasti, non politis….” tulis akun @haiJunaidi.

“Kangen twitan belio jugaa Alfatihah untuk bapak,” tulis akun @fazaila.

“Kangen pak sutopo @Sutopo_PN ..al fatihah,” tulis akun @nopitasari90. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *