Wabup Subandi Besok Kunjungi, Balita Tak Punya Anus Di Tanggulangin

Sidoarjo l Lampumerah.id – Mendengar nasib kurang beruntung yang dialami DN (2) balita tanpa anus, berasal dari keluarga kurang mampu, yang bertempat tinggal di Desa Ketegan RT 04/02, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo.
Wakil Bupati Sidoarjo H. Subandi, berjanji akan mengunjungi Balita tersebut.

Wakil Bupati Sidoarjo H. Subandi mengatakan bahwa setelah pihaknya mengetahui kondisi Balita tak mempunyai anus, dari laporan warga. Pihaknya berjanji akan mengunjungi Balita beserta keluarganya besok Senin. Guna mengambil jalan yang terbaik, untuk si Balita.
“Besok Senin mas, sidak ke sana,” katanya singkat, Minggu (16/01/22).

Perlu diketahui Putra dari pasangan bapak Hafid Nurussoba (41) dan Ibu Nurul Hidayati (40) itu mengalami kelainan Atresia Ani (tidak mempunyai lubang anus) sejak lahir pada 10 Januari 2020

Nurul Hidayati ibu kandung DN menceritakan awal mula diketahuinya DN tak punya anus. Pada saat kelahiran DN, 10 Januari 2020 lalu, anaknya dilahirkan dengan cara Operasi Caesar di RSUD dr. Soetomo Surabaya.
“Saat itu belum tau, kalau DN tidak mempunyai anus,” katanya, Minggu (16/01/22).

Namun setelah beberapa jam  kelahiran DN, dokter memberitahu kalau si bayi, tidak mempunyai lubang anus. Hal tersebut diketahui setelah petugas Rumah Sakit mengetahui si bayi sempat membuang air besar melalui lubang kelaminnya, dan berbarengan dengan buang air kecil. Dengan begitu akhirnya pihak rumah sakit langsung mengambil tindakan dengan melakukan operasi.

“Dibuatkan pembuangan air besar di samping perut sebelah kiri,” terangnya

Beberapa hari pasca operasi, ketika kondisi bayi DN sudah stabil, pada tanggal 28 Januari 2020, dokter mengijinkan pulang.
“DN di suruh kontrol setiap satu Minggu sekali selama 3 kali. Setelah kontrol ketiga, pihak RS mendaftarkan si bayi untuk operasi kedua,” terangnya

Namun hingga DN berusia 2 tahun, operasi belum juga dilaksanakan. Alasan pihak Rumah Sakit operasi menunggu giliran.
“Hingga saat ini DN belum dioperasi yang kedua oleh pihak Rumah Sakit dr. Soetomo,” jelasnya.

Masih kata Nurul, selama DN dirawat di rumah, Ia rutin membawanya ke posyandu desa hingga sekarang. Pihak kader dan bidan desa sudah mengetahui bahwa DN ini menderita Atresia Ani. Malahan DN mendapatkan jatah susu protein dari Puskesmas hingga sekarang. Namun untuk tindakan penyembuhan si bayi, bidan desa hanya memberikan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) untuk diarahkan ke RSUD Sidoarjo.

“SKTM itu untuk digunakan berobat di RSUD Sidoarjo, namun saat itu tidak ada pendampingan dari Bidan Desa maupun petugas kesehatan Kecamatan,” urainya.

Ia pun memberanikan ke RSUD Sidoarjo untuk kesembuhan anaknya, meski tanpa pendampingan. Namun oleh petugas RSUD Sidoarjo, ia disarankan untuk ke RSUD dr. Soetomo Surabaya. Karena penanganan operasi awal dilakukan di Surabaya.

Nurul Hidayati berharap agar supaya pemerintah daerah turun tangan mengatasi penderitaan DN. Supaya pelaksanaan operasi yang kedua dipercepat, karena sudah 2 tahun ini tidak ada kabar lagi dari pihak terkait dalam hal ini Rumah sakit dr. Soetomo.
“Mohon, agar cepat dioperasi,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *