Wanita Serang Mabes Polri, Begini…

Oleh: Djono W. Oesman

Penembakan wanita terduga penyerang Mabes Polri, Rabu kemarin, tersebar sangat cepat. Jeda 32 menit. Kejadian sekitar pukul 16.30 – 16.40, videonya tersebar 17.12. Lengkap. Sejak wanita itu terekam video, sampai tergeletak, tewas.

Sudut pandang video, dari atas. Dari lantai tiga di komplek gedung Mabes Polri. Sedangkan posisi wanita di halaman Gedung Utama, tepatnya di pintu masuk. Kantor Kapolri.

Ternyata ada enam video beredar. Termasuk satu rekaman CCTV. Video pertama beredar pukul 17.12 di grup WA terbatas. Ini paling jelas.

Tampak seorang wanita. Mengenakan pakaian serba hitam, longgar. Kerudung biru tua. Sepatu kets putih. Membawa map coklat di tangan kiri. Ia berjalan menuju pintu masuk gedung utama.

Menjelang tiba di pos penjagaan, ia berpapasan dengan polisi pria berseragam. Dari balik dinding. Sama-sama kaget. Lantas, wanita itu mengeluarkan sesuatu, menodongkan ke polisi. Cepat, polisi menghindar. Masuk gedung.

Hampir bersamaan, tiga polisi keluar dari dalam gedung. Seperti memeriksa kondisi. Wanita itu, menodongkan sesuatu ke arah mereka. Lalu dengan cepat tiga polisi masuk gedung.

Tidak terdengar bunyi tembakan. Sepi. Hanya suara berbisik si perekam video. Seandainya ada tembakan, pasti terekam.

Wanita itu tetap posisi menodongkan sesuatu ke arah dalam gedung. Lalu dia bergeser, jalan ke arah kanan. Pelan. Kelihatan seperti terlatih. Kepalanya menoleh kiri kanan. Jalan, menginjak rumput taman selebar dua meter. Menjauhi pintu.

Mendadak, ia mengangkat benda, menodong arah lapangan. Mungkin dia melihat sesuatu, yang tidak tampak dari kamera. Dia terus jalan, sambil menodong.

Sedetik setelah dia melewati rumput, datang tembakan ke arah dia. Langsung roboh. Saat sebelum roboh, tampak kilatan di tubuhnya. Mungkin, reflek ia menarik pelatuk. Suara letusan, nyaris bersamaan. Antara tembakan ke dia, dengan pelatuk yang terpicu.

Dia roboh tertelungkup. Sedetik kemudian, kaki kiri yang semula tertekuk, menendang lurus. Sehingga dua kakinya sejajar. Itulah gerakan dia terakhir.

Di dekat wanita itu, tergeletak tiga benda: Map coklat, HP, dan senjata api jenis revolver. Video selesai. Durasi 1 menit 38 detik.

Pertanyaannya, bagaimana perekam video tahu, bahwa bakal terjadi sesuatu pada wanita itu? Sehingga kamera fokus ke situ. Pertanyaan ini terjawab oleh video-video lain.

Bahwa sebelumnya, sudah ada enam letusan di kawasan tersebut. Tapi, video-video perekam bunyi letusan, gambarnya tidak jelas. Tidak mengarahkan pada penembak. Atau yang ditembak. Dan, tidak ada gambar wanita tersebut.

Berdasarkan keterangan petugas di lokasi kejadian, wanita tersebut tergeletak sekitar 20 menit. Belum ada petugas mendekat. Lantas, datang polisi Unit Jibom (Penjinak Bom). Meneliti sekitar. Mendekati jasad. Meneliti jasad.

Tak lama kemudian, datang ambulans jenazah Polri. Dinyatakan, si wanita sudah meninggal. Petugas mengangkut jenazah, menaikkan ke ambulans.

Ambulans berangkat menuju RS Polri Sukanto di Kramatjati, Jakarta Timur. Diiringi hujan lebat sebagian besar wilayah Jakarta.

Sekitar pukul 19.40 identitas wanita itu terungkap. Namanya Zakiah Aini. Kelahiran Jakarta, 14 September 1995. Golongan darah O. Alamat di salah satu gang di Jalan Lapangan Tembak, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Zakiah, bungsu dari tiga bersaudara. Belum menikah. Di KTP berstatus mahasiswa. Rumahnya langsung didatangi polisi, tadi malam. Warga yang semula berkerumun, menjauh. Karena tim Densus 88 berpakaian dan senjata lengkap.

Zakiah pemegang kartu Perbakin (Persatuan Penembak Indonesia). Di situ tertera, ia anggota Basis Shooting Club, Perbakin.

Sekjen Perbakin, Firtian Yudit Swandarta, dikonfirmasi wartawan, Rabu tadi malam, menyatakan, ia sudah memeriksa daftar nama anggota Perbakin. Tidak ada nama Zakiah Aini.

“Nggak ada. Dia bukan anggota Perbakin,” ujar Firtian.

Dijelaskan, Zakiah Aini punya kartu anggota Basis Shooting Club. Tetapi bukan berarti Zakiah Aini adalah anggota Perbakin. “Itu kartu klub. Dia mungkin anggota Basis Shooting Club.”

Dilanjut: “Kalau KTA Perbakin, tulisannya enggak ada ‘shooting club’. Melainkan langsung, ‘PB Perbakin’.”

Penjelasan senada, dikatakan Dewan Pembina Perbakin, Bambang Soesatyo.

“Setelah saya cek di database Perbakin, tadi, yang bersangkutan tidak terdaftar. Dia bukan anggota Perbakin. KTA-nya keanggotaan Club nembak airsoft gun,” ujar Bambang Soesatyo.

Bentuk revolver yang dibawa Zakiah, belum dijelaskan polisi. Apakah airsoft gun atau senpi.

Penembak airsoft gun, kelihatan dari gaya Zakiah dalam rekaman video, saat ia bergerak di seputar pintu masuk Gedung Utama Mabes Polri.

Tapi, dia bukan berniat menembak polisi. Atau belum pernah membunuh orang dengan senjata api. Seandainya dia pembunuh, empat polisi di pintu masuk sudah tewas. Karena dia terlatih di club airsoft gun, dan jarak antar mereka hanya sekitar tiga meter.

Ini semua fakta. Lantas, fakta ini tadi malam sudah dikomentari banyak tokoh. Berseliweran komentar. Mulai dari Komisi III DPR RI, sampai pengamat teroris.

Yang, bisa saja komentar mereka bermuatan politis. Bermuatan kepentingan kelompok dan golongan. Mumpung ada momen yang bisa ditumpangi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *