Lamer | Jakarta – Alat peringatan banjir yang dibanggakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ternyata zonk. Alias kosong. “Mati,” kata Ketua RW 03 Cipinang Melayu, Muchtar Usman, kepada waetawan Sabtu (18/1/2020).
Itu di wilayah RW 03 Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Itu membuat warga sekitar resah.
Alat itu berbentuk menara dengan empat Toa di atasnya. Peringatan banjir BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) DKI mestinya disampaikan lewat itu.
Ketua RW 03 Cipinang, Muchtar Usman mengatakan, pihak BPBD pernah mengecek alat itu ketika dilaporkan tak berfungsi saat banjir awal tahun baru 2020.
Tapi, lanjutnya, pihak BPBD mengakui, bahwa alat tersebut mengalami masalah teknis. Alias rusak.
“Dari orang BPBD yang ngecek ke sini, bilangnya masalah teknis,” kata Muchtar.
Muchtar mengatakan alat tersebut dipasang di wilayahnya sejak Desember 2019.
Awalnya Toa Bunyi
Menurutnya, ketika awal dipasang, alat tersebut bisa berfungsi. Toa bunyi. Dan terdengar di seluruh wilayah RW 03 Cipinang Melayu.
“Ya kami sampaikan ke pihak BPBD supaya benar aktif. Kan itu jadi patokan kami, warga tahu siap-siap. Kalau kami tahu ketinggian Kali Sunter 200 cm lebih, Siaga I. Berarti kan kami bisa ngungsi lebih cepat, amanin motor-mobil lebih cepat,” jelasnya. (*)