Belum Dapat Tabung Oksigen, RSLT Urung Terima Pasien

Surabaya|Lampumerah.id – Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) di Kedung Cowek, Surabaya urung jadi menerima rujukan pasien Covid-19. Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih menunggu tabung oksigen yang akan dipasang di rumah sakit darurat tersebut.

Menurut Walikota Surabaya Eri Cahyadi, rumah sakit baru itu harus ada tabung oksigennya. Pemasangan oksigen akan dibantu oleh pihak Samator. “Nah, kalau pemasangannya selesai, insyallah akan langsung kita gunakan (RSLT) itu,” tegasnya.

Tentunya, lanjut dia, oksigen itu sangat diperlukan pada saat RSLT itu menerima pasien Covid-19. Apalagi, jika pasien itu sesak nafas atau pun saturasinya turun. Makanya, ketika tabung oksigennya itu sudah datang, maka akan langsung dilakukan pemasangan dan dengan segera RSLT itu akan segera dioperasionalkan atau menerima pasien Covid-19.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga tengah membuka lowongan dokter umum dan perawat untuk menjadi relawan di Rumah Sakit Lapangan Tembak itu. “Jadi, kita butuh sekitar 100-200 orang perawat dan dokter umum. Karena nanti pasiennya insyallah sekitar 1.000 orang kalau sudah beroperasi semuanya,” tegasnya.

Adapun kualifikasi untuk tenaga dokter umum adalah memiliki ijazah, usia maksimal 50 tahun, tidak harus mempunyai STR (akan diterbitkan SIP sementara), dan harus sehat jasmani dan rohani. Sedangkan untuk tenaga perawat kualifikasinya adalah harus memiliki ijazah, usia maksimal 50 tahun, tidak harus mempunyai STR (akan diterbitkan SIP sementara), dan harus sehat jasmani dan rohani.

Tenaga dokter umum dan perawat itu nantinya akan mendapatkan gaji, dikontrak dan bisa juga diperpanjang. Pendaftarannya bisa langsung menghubungi drg. Migit di nomor 083854341818 atau Thyar di nomor 081358976548.

Sementara itu, diterangkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita memastikan, pasien yang akan dirawat di RSLT itu tidak bisa langsung datang ke RSLT menggunakan ambulance. Namun, mereka harus melalui mekanisme rujukan dari puskesmas. Hal ini diterapkan untuk mempermudah petugas melakukan tracing atau pelacakan kontak erat.

Di samping itu, Febria menjelaskan, bahwa ada beberapa dokumen yang harus dilengkapi ketika pasien Covid-19 ingin menjalani perawatan di RSLT. Yakni, membawa KTP, KK serta hasil PCR positif baik dari puskesmas ataupun laboratorium lain.

Kapasitas di RSLT sendiri bisa mencapai 1000 bed. Namun, untuk tahap awal saat ini telah tersedia 400 bed. “Kurang lebih sekitar 400-an, kalau di atas bisa sekitar 300-an. Total keseluruhan kurang lebih 1.000 bed,” jelasnya.

Nantinya, pasien OTG dan gejala ringan yang berada di Hotel Asrama Haji (HAH) bakal dipindah ke RSLT. Sedangkan di HAH sendiri bakal difokuskan bagi pasien kategori OTG, gejala batuk dan pilek. “Jadi pasien (Asrama Haji) dipindah ke sini (RSLT) supaya tidak penuh. Di Asrama Haji kan juga ada IGD (instalasi gawat darurat) di sana, tapi kita fokuskan di sini. Sehingga di Asrama Haji hanya OTG, batuk, pilek,” paparnya. (Phk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *