Surabaya l lampumerah.id – Teknologi bak pisau bermata dua. Inovasi dan penemuan berbagai alat dan perangkat, mengubah kehidupan manusia. Banyak pekerjaan, yang dulunya membutuhkan kerja kolektif, dan berbiaya tinggi, menjadi mudah terlaksana. Tapi, ada imbas negatif
dari hal ini. Penemuan dan perkembangan teknologi, khususnya Internet of Things (IoT), sistem automasi, dan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence- AI) akan menggerus, bahkan menghilangkan beberapa lapangan pekerjaan.
Menurut kajian dari McKinsey Company, akan ada 400 juta pekerja di seluruh dunia, yang kehilangan mata pencaharian. Menurut firma ekonomi multinasional asal Amerika Serikat tersebut, mesin, termasuk sistem automasi, IoT, dan AI, akan menggantikan peran lebih dari 30% pekerja di seluruh dunia, di tahun 2030. Aplikasi teknologi, menjadi pilihan pelaku bisnis dan perusahaan di dunia. Karena pertimbangan efisiensi dan rendahnya biaya tenaga kerja.
Ramalan ini adalah pengingat kita semua. Khususnya bagi para orang tua, guru, dan pengelola sekolah, yang sedang memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan, bagi buah hati dan anak didik mereka. Timbulnya kesadaran, bahwa di masa mendatang tingkat persaingan di dunia kerja semakin ketat, maka orang tua, guru, dan sekolah harus segera mengantisipasi. Agar buah hati dan anak didik mereka, ketika berada pada usia dewasa, menjadi individu yang produktif, dan mampu berkontribusi
bagi masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Salah satu langkah untuk menyiapkan bekal dalam meraih kesuksesan, bagi siswa di level menengah pertama (SMP), adalah pengenalan profesi. Semakin cepat seorang anak mengetahui profesi yang dia inginkan, beserta pengetahuan dan bekal yang harus dikuasai, akan meningkatkan peluang meraih pekerjaan dan mata pencaharian idaman di masa mendatang. Ridam Dwi Laksono, S.Si., M.Pd.,
Akademisi Universitas PGRI Madiun menyatakan, pengenalan profesi sejak dini, akan memperpendek pencapaian remaja, dalam menggapai jenis profesi yang dia inginkan. “Pengenalan spektrum profesi
yang luas, dengan lebar pilihan profesi yang banyak, dengan latar belakang pengetahuan yang harus dikuasai, membuat anak SMP, saat memasuki usia produktif, cepat mengetahui profesi yang dia inginkan. Sehingga tidak perlu berpindah-pindah profesi,” ujar Ridam.
Terkait dengan hal ini, Alumni SMPN 1 Tahun Ajaran 1995 – 1998 bersinergi dengan manajemen Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Surabaya (SMPN 1 Surabaya), menggelar kegiatan bertajuk “Kelas Inspirasi”. Dalam kegiatan ini, alumni, yang menekuni beragam profesi, berbagi wawasan, pengetahuan, dan inspirasi, kepada lebih dari 700 siswa, kepala sekolah dan para guru. Dalam acara
ini, hadir 5 Alumni yang menekuni profesi dokter kebidanan dan kandungan, animator, legislator, wirausahawan sekaligus dokter kecantikan, dan manajer program (program manager) di industri komunikasi.
Eko Widayani, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Surabaya menyatakan Kami siap memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh peserta didik dan stakeholder sekolah. Termasuk menjalin kolaborasi dengan alumni, demi mempertahankan reputasi sebagai salah satu sekolah terbaik di Jawa Timur di tingkat pendidikan menengah pertama.
Eko menambahkan, hadirnya alumni dan penyelenggaraan Kelas Inspirasi, membuktikan komitmen dan kepedulian kepada almamater, serta bentuk “balas jasa” kepada sekolah. Sebagai institusi pendidikan yang turut andil mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan, hingga alumni tumbuh menjadi individu yang bermanfaat dan berkontribusi bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam Kelas Inspirasi ini, panitia menghadirkan dr. Hari Nugroho, Sp.OG., Iman Rahmadityo, dr. Irmadita Citrashanty, Sp. KK., Cahyo Siswo Utomo, dan Daru Nur Patria, sebagai narasumber. Kelas inspirasi ini mengadopsi metode talk show. Dalam acara yang berlangsung selama 3 jam ini, seluruh siswa SMPN 1 yang hadir, sangat antusias mendengar paparan, serta mengajukan beragam jenis pertanyaan kepada kelima narasumber.
Terlebih, Wynna Pitarini, selaku moderator, berhasil menjembatani komunikasi antara narasumber dengan siswa. Wynna, dengan latar belakang profesi sebagai penyiar radio, berhasil menyampaikan pesan dan informasi yang tergolong “berat”, menjadi ringan dan mudah ditangkap nalar anak remaja. Selain itu, Apriana Savitri selaku pembawa acara, sekaligus wali murid, berhasil menempatkan diri sebagai “ibu” bagi peserta di sepanjang acara.
Kelas inspirasi adalah bagian Rangkaian Reuni Alumni SMPN 1 Surabaya tahun ajar 1995 hingga 1998. Setelah 25 tahun berpisah dan meninggalkan bangku sekolah menengah, alumni akan menjalani ritual “homecoming” ke SMPN 1 Surabaya di Jalan Pacar No. 4 – 6, Surabaya. Rencananya, lebih dari 200 alumni dan 40 guru dan karyawan akan menghadiri acara homecoming atau reuni, yang berlangsung pada Sabtu, 8 Juli 2023 nanti.