GRESIK | lampumerah.id – Sejumlah calon Duta Besar (Dubes) bersama para calon Konsul Jenderal (Konjen) Republik Indonesia, mengunjungi proyek pembangunan smelter kedua milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik, Rabu (24/5) sore.
Kedatangan calon diplomat ini, untuk mendapat pembekalan mengenai peran penting investasi guna mendukung hilirisasi yang merupakan salah satu fokus investasi pemerintah Indonesia di Tahun 2023.
Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri Muhsin Syihab menjelaskan, pentingnya peran para wakil Indonesia sebagai duta investasi yang menjalankan diplomasi ekonomi di panggung dunia.
‘Kami mengantar calon dubes dan calon konjen di PTFI ini karena pentingnya diplomasi ekonomi, termasuk juga investasi asing. Ini sangat in line dengan kebijakan Presiden Republik Indonesia, yang diberbagai forum menjelaskan secara tegas tentang perlunya hilirisasi. Proyek smelter ini adalah bagian penting upaya dari menerjemahkan kebijakan dari pimpinan nasional kita,” kata Muhsin sat mendampingi para calon dubes dan konjen di PTFI.
Muhsin menambahkan, proses pembangunan smelter ini banyak
melibatkan anak-anak bangsa dan perusahaan BUMN, yang membuktikan komitmen kemandirian Indonesia secara ekonomi.
“Tahun 2022, Indonesia berhasil mencapai investasi industri hilir untuk komoditas pertambangan senilai Rp 171,2 triliun atau sekitar 14 persen dari total investasi sebesar Rp 1.207
triliun,” kata Muhsin
Wakil Presiden Direktur PTFI Jenpino Ngabdi mengatakan, capaian ini tidak terlepas dari keseriusan PTFI berkontribusi bagi Indonesia melalui investasi pembangunan smelter single line terbesar di dunia ini, yaitu Rp 25 triliun hingga akhir tahun 2022 dari total rencana investasi sebesar USD 3 miliar atau setara dengan Rp 45 triliun.
“Hilirisasi hasil tambang akan terus berkembang, karena investasi di sektor ini terbukti telah memberikan manfaat yang signifikan. Melalui dukungan
terhadap kebijakan hilirisasi nasional seperti pembangunan smelter Manyar, PTFI optimis, Indonesia mampu mendorong investasi di industri hilir yang kompetitif di tingkat global,” kata Jenpino Ngabdi.
Hingga akhir April 2023, ujar Jenpino Ngabdi, pembangunan smelter kedua PTFI ini telah selesai 66,84 persen. Pembangunan konstruksi fisik akan rampung Desember 2023, sehingga kegiatan operasional pabrik pengolahan konsentrat tembaga ini akan dapat mulai beroperasi pada Mei 2024.
Pada tahap operasi penuh, smelter ini akan mampu mengolah 1,7 juta dry metric ton konsentrat tembaga, menjadi sekitar 600.000 ton katoda tembaga per tahun. (san)