Jakarta | Lampumerah.id – Kondisi kota/kabupaten di Pulau Jawa semakin mengenaskan. Pandemi Covid-19 semakin merajalela, kasus corona membeludak tidak keruan.

Banyak rumah sakit yang menutup instalasi gawat darurat (IGD) mereka karena lonjakan kasus corona semakin tak terkendali. Tempat tidur perawatan untuk pasien Covid-19 juga menipis.

Melihat situasi genting ini, Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) bersama himpunan lima organisasi profesi kesehatan meminta dengan segera kebijakan tegas melawan pandemi Covid-19 demi menekan kasus corona.

IDI mendesak pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat, bukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro agar kasus corona segera menurun dan pandemi Covid-19 terkendali.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Humaid menegaskan PSBB ketat harus segera diterapkan untuk mencegah kolapsnya fasilitas kesehatan karena lonjakan kasus corona dan pandemi Covid-19 semakin melampaui kapasitas.

“Mendorong serta merekomendasikan pemerintah pusat untuk menerapkan PSBB ketat serentak khususnya di Pulau Jawa selama dua minggu,” ujar Adib dalam keterangan persnya,Minggu 27 Juni 2021.

Kasus corona aktif terus mengalami lonjakan yang tak keruan akibat meluasnya pandemi Covid-19.

Pada Kamis 17 Juni 2021, ada 12.624 kasus corona baru dalam 24 jam. Mendadak per Minggu 26 Juni 2021 meningkat hingga lebih dari 21.000 kasus.

“Kemudian, BOR serta ruang ICU mencapai lebih dari 90 persen. Setidaknya ada lebih dari 24 kota atau kabupaten melaporkan tingkat keterisian BOR yang diatas 90 persen. Bahkan BOR untuk ruang ICU di beberapa RS ada yang mendekati 100 persen,” tuturnya.

Situasi Covid-19 di Indonesia, menurut Adib, sudah sangat memperihatinkan lantaran antrean pasien dengan kasus corona memanjang di sejumlah rumah sakit di beberapa kota.

“Kondisi saat ini semakin memprihatinkan dengan bertambahnya kasus pada dokter, perawat, serta tenaga kesehatan yang terus terkonfirmasi positif Covid-19 sehingga harus menjalani isolasi mandiri,” katanya.

“Contohnya di salah satu kota di Jawa Tengah total warga yang terpapar sebanyak 583, dengan rincian yang saat dirawat dan isolasi ada 231,” ujar Adib mencontohkan.

Di Jawa Barat sendiri, korban Covid-19 berjatuhan di banyak kabupaten. Bahkan, sejumlah kabupaten menutup puskesmas hingga pendopo bupati karena pejabat dan tenaga kesehatan (nakes) masuk daftar kasus corona.