Lampumerah.id, Jakarta – Pemilik lahan Masjid Jami Nurul Islam, Kyai Nur Alam Bachtir, merasa dirugikan dan tidak terima terkait berita tidak benar yang beredar di media sosial yang menjelskan dirinya ingin menutup akses jalan masjid yang berada di Jalan Cipeucang II, RT 4/12 Koja, Jakarta Utara.
Nur Alam menegaskan, video viral di sosial media yang mengatakan dirinya menutup pintu ibadah dengan batu bata adalah fitnah.
“Bukan akses jalan yang ditutup, tapi batas masjid dengan masjid yang lain,” ujar Nur Alam, Rabu 22 Maret 2023.
Diketahui, bangunan masjid di wilayah tersebut ada 2 buah. Keduanya terletak berdempetan.
Satu buah masjid yang bernama Masjid Nurul Islam yang telah berganti nama menjadi Masjid Al-Islah, kemudian disampinya persis ada Masjid yang bernama Nurul Islam Koja.
Nur Alam menyebutkan, dirinya merasa difitnah, terkait penutupan akses jalan terhadap rumah ibadah.
“Bisa disaksikan, mana akses jalan? Itu fitnah keji kalau dibilang menutup akses jalan,” ujarnya.
Nur Alam menyampaikan bidang yang ingin ditembok oleh Nur Alam, merupakan bidang pembatas yang ada diantara Masjid Al-Islah dan Masjid Nurul Islam Koja.
Sejak awal berdirinya kedua masjid tersebut, bagian samping Masjid Al-Islah dengan Masjid Nurul Islam dibatasi tembok pemisah.
Namun dengan seiringnya waktu tembok pemisah tersebut dijebol. Seakan kedua masjid tersebut menjadi satu kesatuan.
“Dari awal tidak ada pintu, awalnya dijebol kecil, lama-lama menjadi besar. Awalnya tembok gak ada pintu sama sekali,” ujarnya.
Bidang tersebutlah yang ingin ditembok oleh Nur Alam, Bukan akses masuk ke dalam masjid.
Penembokan tersebut juga dilkukan karena rencananya, dalam waktu dekat Nur Alam ingin melakukan renovasi terhadap masjid miliknya. Ia juga mengaku sudah mengantongi surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Material bangunan pun sudah mulai diletakkan di area masjid. Batas lahan juga sudah diberi tanda oleh pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) dengan menggunakan cat semprot berwarna silver.
Pemberian tanda batas ini dimaksudkan, agar dalam renovasi nanti, Nur Alam tidak engambil lahan Masjid Nurul Islam Koja yang berbatasan langsung terhadap lahan miliknya.
“Akan ada pembangunan karena sudah ada IMB resmi kemudian kita akan renovasi total. Kalo itu (batas lahan) pasti ditutup, kan tanah orang itu, sejengkal pun saya nggak mau (serobot tanah orang),” ucapnya.
Sementara itu, Waketum MUI Jakarta Utara, KH. Sodiqin Maksudi mengatakan, Masjid Al-Islah dan Masjid Nurul Islam Koja memiliki histori yang berbeda.
Jadi meski berada berdempetan, namun secara kepengurusan kedua masjid ini memiliki perbedaan.
“Tindakan apapun yang dilakukan oleh Kyai Nur Alam Bachtir atas tanah dan bangunan tersebut tidak ada lagi kaitan dengan pihak manapun atau murni kewenangan Kyai Nur Alam,” ucapnya.
Jika Nur Alam, kata Sodiqin ingin menutup tembok pembatas antara masjid yang berada di atas tanah miliknya dengan Masjid Nurul Islam Koja, maka hal itu sah-sah saja. Karena secara histori keduanya berbeda.
“Bahwa tanah dan bangunan tersebut mutlak milik Kyai Nur Alam Bachtir, sehingga ketika Kyai Nur Alam Bachtir merapihkan batas tanah pun tidak dapat dipersalahkan. Bahkan kedua masjid ini telah berbeda secara kepengurusan. Artinya sudah memisahkan diri dari tanah dan bangunan lama,” tutup Sodikin.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah orang hampir menjadi bulan-bulanan warga saat hendak melakukan penembokan pintu Masjid Jami Nurul Islam, Koja, Jakarta Utara, pada Selasa (14/3/2023).
Aksi itu viral usai diunggah berulang kali di sosial media. Salah satu akun yang mengunggahnya yakni @lensa_berita_jakarta.
“Peristiwa ini dipicu oleh sengketa kepemilikan lahan rumah ibadah. Tanah yang dibangun masjid tahun 2006 itu hendak diambil kembali oleh pemiliknya,” tulis akun tersebut dikutip Kamis (16/3/2023).