GRESIK | lampumerah.id – Setidaknya ada 3 prespektif dalam mengembangkan Kawasan Bandar Grisse di Jl Basuki Rahmad Gresik, untuk menjadi tempat wisata yang mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
“Yaitu prespektif historis, potensi ekonomi dan manajemen,” ujar Wakil Ketua DPRD Gresik Ahmad Nurhamim. saat dialog terkait tata kelola cagar budaya bersama Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti dan Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta Ekwanto di sebuah kafe Kota Yogyakarta, Jumat (17/3).
Turut hadir anggota DPRD Gresik Sholihuddin dan Suberi, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Gresik Hufan Nur Dhianto, serta Ketua Komunitas Wartawan Gresik (KWG) Miftahul Arif.
Dihadapan peserta diskusi dan seluruh anggota KWG, Nurhamim menjelaskan prespektif historis sangat penting dalam mengangkat potensi kawasan wisata. Untuk itu, perlu ada kajian sejarah terhadap kawasan Bandar Grisse yang tentu saja akan menjadi pembeda dari daerah lainnya.
“Kita tahu Bandar Grisse punya sejarah panjang berkaitan dengan pelabuhan Gresik. Apalagi ada 5 etnis yang ada di dalamnya, sehingga bisa dimanfaatkan seperti Kawasan Malioboro,” kata Nurhamim.
Menurut dia, kawasan Malioboro dan Bandar Grisse memiliki kesamaan. Di antaranya terdapat histori, karena dahulu di Jalan Basuki Rahmat merupakan kawasan kepelabuhanan yang terkenal.
“Saya kira ada kesamaan jadi kami tidak rugi belajar kesini, satu sama-sama ada prespektif ekonomi, histori. Nanti hasil diskusi ini akan kami adopsi, sehingga studi komparasi ini ada hasil,” harapannya.
Masih kata Nurhamim, setelah studi banding hendaknya KWG membuat rekomendasi kepada pemerintah Kabupaten Gresik.
“Saya mohon rekan rekan dari KWG, setelah kegiatan ini segera mungkin membuat rekomendasi kepada Pemkab,” ujar Ketua DPD Partai Golkar Gresik ini.
Menanggapi itu, Ketua KWG Miftahul Arif menyampaikan, siap membuat rekomendasi kepada Bupati Gresik terkait Bandar Grisse.
Sebab selain berperan dalam mempromosikan keberhasilan daerah, KWG juga berkomitmen kolaborasi dengan pemerintah baik eksekutif maupun legislatif.
“Seperti kegiatan kali ini, kami membuat program studi banding yang diharapkan ada manfaatnya untuk pengembangan pariwisata Gresik,” ucapnya.
Miftahul menambahkan, Balai Wartawan Gresik yang termasuk dalam kawasan Bandar Grisse, bisa dimanfaatkan maksimal untuk menumbuhkan ekonomi sekitar.
“Kami harapkan, nantinya Gresik bisa seperti Malioboro,” ungkap dia. (san)