Kemenkumham Tak Mau Spekulasi soal Dugaan Kelalaian dalam Kebakaran Lapas Tangerang

Jakarta | Lampumerah.id – Polisi mengungkap adanya dugaan kelalaian dalam kebakaran Lapas Kelas I Tangerang yang menyebabkan 44 napi meninggal. Menanggapi itu, Kemenkumham tidak mau mendahului hasil penyidikan polisi.

“Kami tidak mau berspekulasi terkait penyebab kebakaran. Itu ranah polisi,” ujar Kapala Bagian Humas Biro Humas, Hukum, dan Kerja Sama Kemenkumham, Tubagus Erif Faturahman di Jakarta, Minggu (12/9/2021).

Kemenkumham, kata Tubagus, masih berpedoman terjadinya kebakaran di Lapas Tanggerang akibat korsleting listrik.

“Sementara saat ini kami berpedoman pada pernyataan polisi sebelumnya bahwa penyebab kebakaran adalah arus pendek listrik,” ucapnya.

Diketahui, kebakaran hebat melanda Lapas Kelas I Tangerang pada 8 September 2021 sekitar pukul 01.50 WIB dini hari. Sebanyak 44 orang menjadi korban tewas akibat kebakaran tersebut.

Amuk si jago merah sendiri muncul lantaran diduga terjadinya korsleting listrik. Api membakar lapas selama kurang lebih dua jam sejak pukul 01.45 WIB dan berhasil dipadamkan pukul 03.00 WIB.

Perlu diketahui, Lapas Kelas I Tangerang berisikan 2.072 orang. Lokasi yang terbakar berada di Blok C yang dihuni oleh 122 orang.

Polisi pun telah menaikkan status penyelidikan ke tingkat penyidikan terkait kasus kebakaran Lapas Klas 1 Tangerang , Banten karena ditemukan indikasi tindak pidana. Adapun sejumlah bukti disita oleh polisi seperti handphone dan kunci gembok.

“Telah dilakukan penyitaan secara hukum karena sudah dinaikkan ke penyidikan, maka telah dilakukan penyitaan barang bukti berupa 14 buah HP, rekaman CCTV, gembok, dan anak kunci serta barang bukti lain terkait tindak pidana,” ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (11/9/2021).

Polisi juga telah melayangkan surat panggilan pada saksi-saksi yang rencananya bakal diperiksa di Mapolda Metro Jaya. Pemeriksaan dilakukan pada 13 September 2021 guna pendalaman lebih lanjut.

“Penyidik membuat surat panggilan sebagai saksi ditujukan pada 14 orang pegawai lapas yang melaksanakan piket pada hari itu, 7 orang warga binaan, 3 orang anggota Damkar, 3 orang saksi dari PLN, dan Kalapas Kelas 1 Tangerang,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *