Makassar | Lampumerah.id – Seorang mahasiswa inisial QA (21 tahun) ditemukan tewas tergantung di dalam rumahnya di komplek Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Blok C, Kelurahan Buntusu, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sabtu 11 September 2021.
AQ yang diketahui masih berstatus sebagai Mahasiswa akhir di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ditemukan tewas tergantung oleh keluarganya saat mendatangi kediaman korban.
Dari keterangan saksi yang diterima oleh pihak kepolisian Sektor Tamalanrea, keluarga korban Ichsan Satriawan yang baru tiba dari Kabupaten Bulukumba sekitar pukul 22.20 WITA mendatangi rumah korban dengan tujuan ingin bermalam.
Pada saat tiba di rumah AQ, dia melihat pagar rumah dalam keadaan tertutup namun tidak terkunci. Ia pun kemudian membuka pagar rumah dan mengetuk pintu rumah sambil memanggil nama korban untuk membuka pintu rumah namun tidak ada jawaban dari dalam rumah.
“Melihat pintu rumah korban tidak terkunci, akhirnya ia mendorong pintu dan setelah pintu terbuka saksi (Ichsan Satriawan) masuk dalam rumah dan melihat posisi korban dalam keadaan tergantung diri dan sudah tidak bernyawa. Saksi langsung memanggil istri dan mertua yang sementara berada di atas mobil selanjutnya saksi langsung menelpon sepupu korban. Teman satu rumah korban,” sebut Kasi Humas Polsek Tamalanrea, Aipda M Khalil saat dimintai konfirmasi, Minggu 12 September 2021.
Sementara, itu dari keterangan sepupu korban yang satu rumah dengannya, Ghozy Dasrio Al-faraz mengaku meninggalkan rumah sekitar pukul 19.40 Wita untuk menuju rumah temannya di Jalan Veteran.
“Sewaktu saksi 2 (Ghozy) akan meninggalkan rumah, dirinya sempat pamitan dengan korban dan pada saat itu saksi melihat korban didalam kamar baring-baring sambil main HP. Kemudian korban keluar bersama temannya Agung (saksi 3). Pada saat berada di Veteran tiba-tiba ia menerima telepon dari Ichsan bilang kamu dimana kenapa korban gantung diri, korban sudah tidak ada. Selanjutnya Ghozy langsung menuju ke TKP dan menyaksikan langsung bahwa betul korban gantung diri didalam kamar dan sudah tidak bernyawa,” ungkap dia.
Dugaan, korban nekad menghabisi nyawanya dengan cara mengantungkan diri di atas pintu dikarenakan masalah asmara. Hal itu dibuktikan dari surat wasiat yang sempat ia tulis di atas dua lembar kertas untuk ayah dan ibunya.
“Menurut info dari ibu kandung korban yang tiba di TKP, korban diputuskan oleh pacarnya yang mengakibatkan korban sering berhalusinasi dan depresi. Kedua bahwa kedua orang tua korban sudah bercerai dan masing-masing sudah berkeluarga. Setelah melihat wasiat yang ditulis oleh korban, kedua orang tua korban menolak untuk diotopsi dan membawa korban ke Pangkep untuk dikebumikan secara keluarga,” terang Khalil.