Foto: Istimewa
Wakil Gubernur Sumatra Barat, Audy Joinaldy (berdiri lima dari kiri), Dirut SIG, Donny Arsal (berdiri enam dari kiri), saat peresmian Area Konservasi dan Penebaran Benih Ikan Bilih ke Danau Singkarak, Sumatra Barat.
GRESIK | lampumerah.id – PT Semen Padang, anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), melepas 7.000 ikan bilih hasil pembudidayaan di area konservasi Kehati PT Semen Padang, ke habitat aslinya Danau Singkarak Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.
Pelepasan ikan bilih sebanyak 3000 ekor dilakukan Wakil Gubernur Sumatra Barat, Audy Joinaldy bersama Direktur Utama SIG, Donny Arsal, Direktur Operasi Yosviandri, Direktur Bisnis dan Pemasaran Aulia Mulki Oemar, Komisaris PT Semen Padang, Werry Darta Taifur dan Khairul Jasmi, Direktur Utama PT Semen Padang, Asri Mukhtar serta Rektor Universitas Bung Hatta Tafdil Husni.
Dirut SIG, Donny Arsal mengatakan ini merupakan hasil konservasi PT Semen Padang bekerja sama dengan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Bung Hatta (UBH) di Area Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) milik PT Semen Padang sejak Juli 2018.
“Konservasi ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, khususnya ikan bilih Danau Singkarak jenis Mystacoleucus Padangensis dan satu-satunya di dunia yang terancam punah akibat ekploitasi,” kata Donny Arsal.
Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengatakan, konservasi ikan bilih di luar habitatnya tidak mudah dilakukan, banyak kegagalan dan keberhasilannya sangat kecil.
“Bahkan pada tahun 2020, status ikan bilih dinyatakan hampir punah. Saat itu harusnya harganya lebih mahal dibandingkan ikan salmon di restoran Jepang,” kata Audy Joinaldy.
Rektor UBH Tafdil Husni mengatakan, ini sebagai bentuk kontribusi melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) yang didukung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Hasil penebaran bakal luar biasa terhadap ekonomi nelayan bilih Danau Singkarak. Dari 1.500 ekor ikan bilih yang disebar, 800 ekor di antaranya adalah betina, maka masing-masing betina akan mempunyai 3.000 telur.
Jika dikalkulasikan, maka jumlahnya 2,4 juta ekor ikan bilih yang akan berkembang biak. Kemudian, untuk 1 juta ekor ikan bilih, sama dengan 5.000 kg.
“Sekarang harga ikan bilih Rp 50 ribu, dalam setahun bisa mencapai Rp250 juta. Ini untuk 1 juta ekor ikan yang dihasilkan dari 800 ikan bilih betina yang disebar hari ini. Apalagi kalau hitungan kertasnya 2,4 juta, tentu hasilnya ada sekitar Rp 600 juta per tahun,” jelas Tafdil Husni.
Ikan Bilih merupakan ikan endemik khas Danau Singkarak yang terancam punah. Populasinya saat ini sangat terbatas, akibat eksplorasi besar-besaran menggunakan metode yang sangat merugikan masyarakat. (san)