GRESIK | lampunerah.id – Komitmen SIG dalam meningkatkan penggunaan suku cadang (sparepart) dalam negeri memasuki babak baru, setelah UMKM binaan SIG sukses memproduksi alat ukur tekanan (pressure gauge) yang memenuhi standar industri hingga untuk substitusi produk impor.
Penggunaan alat ukur tekanan buatan UMKM tersebut, sejalan dengan target program operational excellence dan peningkatan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Tercatat sejak Juli 2023, SIG telah mencatatkan realisasi belanja suku cadang dalam negeri sebesar Rp 397 miliar yang melampaui target Rp 390 miliar.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, inisiatif ini merupakan wujud keberpihakan SIG terhadap kemajuan industri dalam negeri, dan diharapkan dapat menggerakkan perekonomian tanah air.
“Proses pembinaan yang dilakukan SIG terhadap UMKM binaan yang memproduksi suku cadang dilakukan melalui tiga tahapan. Edukasi spesifikasi produk, uji coba sampel produk, dan tes performa langsung di pabrik SIG. Jika hasilnya sesuai dengan kebutuhan dan standar yang dipakai, SIG akan membeli suku cadang tersebut,” kata Vita Mahreyni.
Selain telah memenuhi standar kualitas Pabrik SIG, pressure gauge buatan UMKM bernama PT 3S International ini telah berstandar internasional BS EN 837-1, yang merupakan standar penetapan spesifikasi Bourdon Pressure Gauge.
SIG juga mendorong PT 3S International untuk memasarkan produk pressure gauge buatannya, di platform market place yakni PaDi UMKM agar dapat digunakan oleh perusahaan lainnya.
PT 3S International masuk kelompok UMKM binaan SIG, merupakan perusahaan dalam negeri tersertifikasi ISO 9001:2015 yang berfokus pada produk instrumen alat pengukur tekanan dan suhu, seperti pressure gauge, bimetal thermometer, thermowell, dan thermocouple.
Direktur PT 3S International, Winto mengatakan, produknya telah diuji dan dikalibrasi untuk memastikan keandalan 100%. Selain itu, produknya juga mudah diinstalasi, serta mengutamakan kesehatan dan keselamatan pengguna.
“Terima kasih SIG yang peduli terhadap perusahaan dalam negeri dengan memberikan pembinaan dan kesempatan untuk menjadi rantai pasok Perusahaan,” harap Winto. (san)