Diprediksi Baru 20% Progres Pembangunan Jembatan Muara Gembong PT GMP Terancam Wanprestasi

 

 

Bekasi | Lampumerah.id – Terancam tidak mencapai target kontrak pekerjaan pada Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Bina Kontruksi ( DSDABMBK ) Kabupaten Bekasi, PT. Galih Medan Persada selaku pelaksana kegiatan. Lanjutan Pembangunan Jembatan Pantai Bakti Kecamatan Muara Gembong akan berakhir pada 17 Desember 2024.

Lanjutan pembangunan jembatan yang dianggarkan dari APBD tahun 2024, dengan nilai kontrak sebesar Rp. 94.049.379.600,00.- diketahui sudah berjalan selama Lima bulan sejak tentukannya kontrak sejak 13 Maret 2024.

Namun diketahui, berdasarkan pantauan hasil pekerjaan yang telah dikerjakan PT. Galih Medan Persada baru mencapai 20 sampai 30 persen.

Seperti yang dikatakan pelaksana lapangan PT. Galih Medan Persada yang diketahui bernama Anwar menyebutkan, kalau proses pengerjaan saat ini masih melakukan pengeboran pada sejumlah titik Bore Pile.

“Saat ini kami masi melakukan pengeboran untuk Bore Pile, saat ini baru Empat lobang sudah kami selesaikan, dari total keselurusan 32 lobang dengan ketentuan, 15 lobang pada sisi bagian depan dan 18 lobang pada sisi bagian belakang,”ungkap Anwar atau biasa disapa nawa Kamis 18/7.

Dia menjelaskan, sejumlah kendala kami alami sejak awal dilaksanakannya pembangunan jembatan ini, pada sisi seberang Desa Pantai Bakti, beberapa kali dilakukan pengeboran selalu longsor hingga mesin yang kami gunakan rusak.

“Sudah beberapa kali kami bor, tanahnya longsor terus, kita bor lagi namun tetap longsor lagi, sampai mesin yang kami gunakan pun rusak, dan saat ini kami masi menunggu alat baru untuk penggantinya,”ujar pelaksana kegiatan Anwar.

Menanggapi hal itu, ketua Lembaga Independen Anti Rasuah ( LIAR ) Nofal, menilai ada kegagalan dalam perencanaan Lanjutan Pembangunan Jembatan Pantai Bakti di Muara Gembong.

Pasalnya, sejak akan awal akan di derencanakannya pembangunan jembatan tersebut, Dinas SDABMBK menunjuk konsultan perencana untuk menyusun dan merencanakan pembangunan tersebut agar mendapakan hasil yang maksimal.

Namun lagi – lagi perencanaan pembangunan di Kabupaten Bekasi tidak maksimal, kontraktor selaku pelaksana kegiatan mendapatakan kendala dilapangan pada saat pelaksanaan.

“Seperti diketahui sebelumnya, pembangunan jembatan tersebut sempat terhenti hingga beberapa tahun dan dalam prosesnya terindikasi korupsi. Dari mulai perencanaan, proses lelang hingga pengerjaan,”pungkas Nofal ketua LSM LIAR kepada media.

Dirinya menjelaskan, dengan baru dikerjakannya Empat titik lubang Bore Pile yang saat ini sudah dikerjakan oleh PT. GMP dari total 33 lubang bore pile, pihaknya memprediksi baru sekitar 20 sampai 30 persen progres yang di kerjakan.

“Bagaimana bisa mencapai target selesai di 17 Desember 2024, pengerjaannya saja saat ini baru sekitar 20 persen, itu pun hanya baru Empat lubang Bore Pile,”tegasnya.

Pihaknya menjelaskan, sudah Lima bulan batas waktu yang berjalan dari proses pembangunan jembatan tersebut, dan tersisa waktu Lima bulan lagi hingga batas waktu yang ditentukan 17 Desember 2024.

Dirinya menilai, saya yakin ini tidak akan terkejar rampung pada 17 Desember, sementara Lima bulan baru Empat lubang yang rampung, lalu sisanya masi 29 lubang Bore Pile yang harus dikerjakan.

“Itu baru Bore Pile, belum pembuatan Abutment atau kepala jembatan, itu akan memakan waktu yang cukup lama dari pembentukan kerangka pada kedua sisi hingga pengecorannya, lalu pembentukan hingga pemasangan Girder pun akan memawakan waktu yang tidak sebentar, karna itu merupakan komponen yang penting dalam pembangunan jembatan,”tandasnya.

Saya yakin pengerjakan proyek tersebut bisa terjadi Wanprestasi, karna batas waktu yang ditentukan tidak tercapai, dan tidak menutup kemungkinan pembangunan jembatan tersebut bisa terhenti kedua kalinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *