Kemenko Perekonomian dan Petrokimia Gresik Sepakati Closed Loop Agribisnis Hortikultura

GRESIK | lampumerah.id – Petrokimia Gresik menandatangani MoU Closed Loop Agribisnis Hortikultura yang diinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, untuk kesejahteraan petani di Jawa Timur di desa binaan program Tawangargo Smart-Eco Farming Village (TAMENG).

Penandatanganan dilakukan Direktur Keuangan dan Umum Petrokimia Gresik, Robby Setiabudi Madjid bersama Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Perekonomian, Yuli Sri Wilanti di balai Desa Tawangargo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang, Jawa Timur, baru-baru ini.

Robby menjelaskan, closed loop merupakan kolaborasi multi-stakeholder untuk memperkuat rantai pasok dari hulu ke hilir, sehingga kesejahteraan petani dapat lebih ditingkatkan sekaligus menjembatani petani hortikultura mulai dari penyediaan bibit berkualitas, agro input, sarana, modal hingga offtaker.

“Closed loop ini selaras dengan Program Makmur maupun Program Agrosolution Pupuk Indonesia. Di situ Petrokimia Gresik bisa berkontribusi maupun produk berkualitas lebih banyak lagi bagi petani,” ujar Robby.

Di Jawa Timur, peluncuran program closed loop dilakukan di area community development (comdev) Tameng yang merupakan kawasan binaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Petrokimia Gresik.

Peran Petrokimia Gresik di closed loop ini, menyiapkan  layanan Mobil Uji Tanah, menyediakan akses pupuk nonsubsidi bagi petani penerima manfaat serta melakukan kawalan budidaya dan pengendalian hama penyakit.

Petrokimia Gresik juga menyerahkan bantuan fasilitas pertanian berupa rumah uji coba pertanian, dan rumah pengolahan pupuk organik cair.

Selain itu, petani juga mendapatkan alat uji tanah mandiri, sehingga dapat dimanfaatkan untuk budidaya lebih efektif dan efisien di berbagai komoditas hortikultura.

Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Perekonomian, Yuli Sri Wilanti menambahkan, melalui program closed loop, pihak yang bekerja sama akan melakukan pendampingan kepada petani dari hulu hingga hilir.

“Petani kita perhatikan mulai dari pupuk, bibit, dan pembiayaannya. Bagaimana cara budidaya yang baik, jika ada peningkatan produktivitas, jaminan harga dan berdampak positif kesejahteraan, akan semakin banyak petani yang tergabung dalam program ini,” tutupnya. (san)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *