GRESIK | lampunerah.id – Melalui program transisi energi tahun 2024-2030, Petrokimia Gresik optimistis mampu mengurangi emisi yang dihasilkan dari proses produksi.
Setelah adanya program dekarbonisasi 2024, maka emisi di akhir tahun 2024 diproyeksikan total penurunan yang dihasilkan sekitar 22 persen.
“Kami melakukan program dekarbonisasi, untuk mendukung Pupuk Indonesia menjadi leader dalam industri hijau. Sekaligus menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto mewujudkan ketahanan pangan nasional, untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060,” ujar Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo saat menjadi pembicara pada Conference of the Parties 29 (COP29) di Baku, Azerbaijan baru baru ini.
Tampil dengan topik “Technologies, Strategies, and Best Practices in Minimizing Carbon Footprint”, Dirut Dwi Satriyo menegaskan, transisi energi yang dijalankan Petrokimia Gresik di tahun 2024 ini, ada pada penggantian Furnace dan Burner System di Pabrik Phonska V dimana sumber energi yang semula menggunakan batubara sekarang beralih ke gas alam.
Petrokimia Gresik juga memperbanyak penggunaan kendaraan listrik. Total sudah ada 180 motor listrik dan delapan mobil listrik yang dioperasikan, lengkap dengan fasilitas charging point.
Transisi energi juga terjadi pada penggunaan alat berat yang dioperasikan di gudang-gudang, antara lain dua forklift dan satu wheel loader yang telah menggunakan listrik sebagai sumber energi.
“Perusahaan telah melakukan upaya untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang lengkap dan berkelanjutan dalam mendukung operasionalnya, mulai dari panel surya sebagai pemasok energi bersih hingga charging point berbagai jenis kendaraan listrik untuk transportasi manusia dan barang,” kata Dwi Satriyo. (san)